Bantaeng,PO – Setiap pagi, anak-anak di Dusun Munte Desa Bonto Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng, harus menempuh perjalanan sejauh 1,5 hingga 2 kilometer hanya untuk sampai ke sekolah. Jarak itu bukan masalah utama, melainkan kondisi jalan yang rusak parah: berlubang, licin saat hujan, dan nyaris tak bisa dilalui kendaraan bermotor.
Marsuki, seorang warga yang juga paman dari salah satu siswa, mengungkapkan keprihatinannya. Ia menyebut perjuangan anak-anak itu sebagai bentuk ketabahan luar biasa dalam meraih pendidikan.
“Jika jalan ke sekolah adalah ujian, maka anak-anak Bonto Lojong sudah lulus,” ucapnya, Kamis 22 Mei 2025.
Bagi Marsuki dan warga lainnya, kondisi jalan ini bukan hanya soal kenyamanan, melainkan soal keselamatan dan masa depan. Jalan rusak yang menjadi satu-satunya akses menuju sekolah harusnya cukup menjadi alasan kuat agar segera masuk dalam skala prioritas pembangunan infrastruktur.
“Perbaikan jalan ini harus segera dikerjakan dan masuk dalam skala prioritas utama, jika memang pendidikan adalah bagian penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” tegas Marsuki.

Pendidikan berkualitas dan merata adalah fondasi utama untuk mencetak generasi unggul. Namun bagaimana hal itu bisa tercapai jika akses dasar menuju sekolah saja belum layak?
Kondisi ini juga selaras dengan Nawacita Presiden Prabowo Subianto, khususnya komitmen membangun Indonesia dari pinggiran. Pemerintah diharapkan tak hanya hadir secara administratif, tetapi juga benar-benar menjawab kebutuhan nyata masyarakat di daerah terpencil.
Warga berharap, pemerintah daerah dan pusat segera turun tangan. Anak-anak di Bonto Lojong telah menunjukkan semangat belajar yang luar biasa — kini giliran negara memastikan mereka bisa menempuh pendidikan dengan aman dan bermartabat.
(Aby)