MAKASSAR – Beberapa komunitas literasi di antaranya Ikatan Penulis Muslim Forum Sastra Indonesia Timur, K-apel, dan Tanda Baca memberi apresiasi kepada Muhammad Amir Jaya atas 58 tahun usianya dan karya tulisnya dengan menggelar Launching dan Diskusi Buku di Kafe Baca jalan Adiyaksa 2 Kota Makassar pada Sabtu, 09 September 2023.
Seputar antologi cerpen, Muhammad Amir Jaya memberi judul “Kaki-kaki Telanjang” pada karya tulisnya. Tak heran jika judul karyanya dikritik dan dinilai oleh tokoh-tokoh sastra yakni Mahrus Andis, dan Zulkarnain Hamson.
Menurut Zulkarnain Hamson, seorang penulis dan akademisi menilai karya penulis itu terdapat spirit keimanan yang baik dan mengkritik realitas sosial. Hal itu disebutkannya hasil dari bacaan di beberapa halaman.

“Dalam pemahaman saya, naskah cerpen itu selalu lekat pada aturan cerpen. Terkadang ada karakter yang juga permainan emosi, di mana pembaca dibawa pada klimaks naskah yang dibacanya. Saya melihat ada spirit keimanan yang baik dari penulis, ini bisa menggambarkan jiwanya dan pemahaman keislamannya. Di halaman 39 kembali menunjukkan gairah politik ketika menulis tentang kades. Saya merasa penulis menjadi seorang pencipta yang tidak selesai. Pada halaman 26 ada tiga karakter sosok manusia, di halaman 19 ada pertarungan. Menguatkan ingatan saya, ada karakter dalam buku itu, pertama karakter keimanan, kedua kepedulian sosial, dan kekuatan pemahaman situasi politik,” jelas Zulkarnain Hamson, ketua Pusdiklat JOIN Nasional itu.
Terpisah, Mahrus Andis menyebut tingkat menulis karya sastra tergantung pada bakat seorang penulis. Dengan catatan tertentu, dia juga menerangkan unsur yang penting bagi sastrawan.
“Pernah ada yang bertanya, yang mana lebih sulit menulis cerpen atau puisi. Saya jawab, tergantung dari bakat anda, ada yang bisa menulis puisi dan juga cerpen, banyak juga menulis cerpen namun tidak mampu menulis puisi. Dengan catatan dia mampu memiliki seni bahasa. Ada juga unsur yang perlu diperhatikan. Pertama itu situasi, yang kedua adalah bagaimana penulis itu menggerakkan karakter, kemudian bagaimana peristiwa itu sampai kepuncak, sampai pada peristiwa itu mencapai penyelesaian masalah,” jelas Mahrus, kritikus sastra.
Menarik perhatian, 58 tahun Muhammad Amir Jaya telah menulis karya cerpennya sebanyak 7 buah buku. Judul Kaki-kaki Telanjang menjadi karyanya yang ke-7.