Jeneponto — Gerakan Mahasiswa & Pemuda Jeneponto (GMPJ) melakukan aksi unjuk rasa yang dilakukan di beberapa titik di Kabupaten Jeneponto, Sabtu, 11 Mei 2019.
[the_ad id=”238″]
Aksi demonstrasi yang dilakukan ini, lantaran adanya indikasi mafia-mafia pasar dan kasus korupsi terkait dengan pasar di Kabupaten yang berjuluk bumi turatea ini.
Menurut Jenderal Lapangan (Jendlap) aksi tersebut, Irsan Karsa, bahwa hal ini sangat memprihatinkan sekaligus merugikan masyarakat di kabupaten Jeneponto.
“Pembangunan pasar di Jeneponto. Kami indikasikan penuh dengan permainan, salah satunya pasar Lassang-lassang dan pasar Paitana yang dimana, hal ini dibuktikan dengan diperiksanya wakil Bupati kabupaten Jeneponto, pembangunan pasar ini menghabiskan anggaran kurang lebih 2,2 milyar rupiah,” kata Irsan dalam orasinya.
Selain Pembangunan dua Pasar ini, para demostran pun meneriakkan akan pemeriksaan Pasar Tolo.
“Selain dua pasar yang melibatkan wakil Bupati, penegak hukum dalam hal ini Kejaksaan Tinggi, harus pula memeriksa pembanguan Pasar Tolo yang dimana hasil Investigasi dan monitoring kami temukan pembangunan pasar ini, menyalai bastek atau perencenaan. Padahal pasar tolo ini menelan anggaran 5 ,7 milyar rupiah dan di kerjakan oleh PT. Esprezza Cipta Griya yang beralamat di Makassar,” kata Irsan.
“Dari hasil investigasi kami, perkerjaan 100 persen, tetapi kemudian kramik belum selesai di Nar dan bangunan hari ini pada lokasi sudah banyak mengalami keretakan. Kami anggap bahwa pihak rekanan telah bersekongkol dengan Kadis Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Jeneponto, kami menduga pekerjaan ini ada praktek sogok menyogok dari pihak rekanan dan Kadis,” pungkasnya.