GOWA– Dalam rangka pencegahan longsor di Wilayah Kabupaten Gowa, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa akan melakukan penanaman vetiver atau akar wangi secara serentak di 11 kecamatan se-Kabupaten Gowa pada tanggal 17 Februari 2020 mendatang.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan pada coffee morning pimpinan SKPD lingkup Pemkab Gowa sekaligus dirangkaikan Rapat Koordinasi Penanaman Vetiver yang berlangsung di Baruga Tinggi Mae, Rumah Jabatan Bupati Gowa, Senin (10/2)
“Untuk penanaman vetiver nanti dalam rangka memperingati 4 tahun pemerintahan saya bersama bapak Abdul Rauf Malaganni memimpin Kabupaten Gowa sekaligus akan memecahkan rekor Muri atas penanaman vetiver terbanyak di wilayah Indonesia dengan bibit sebanyak 180.000 bibit ditanam di 11 kecamatan,” tegasnya didampingi Wakil Bupati Gowa, H Abd Rauf Malaganni.
Adnan menambahkan, tanaman yang berbahasa latin vetiveria zizaniodies atau chrysopogan zyzanioides ini disiapkan oleh Pemkab Gowa sebanyak 150.000 bibit dan tambahan bantuan 30.000 bibit dari Balai Pertanian dan Litbang, Kementrian Pertanian RI.
“Penanaman akan serentak kita lakukan di 11 kecamatan diantaranya Kecamatan Bontolempangan, Tompobulu, Biringbulu, Bungaya, Manuju, Parangloe, Parigi, Tinggimoncong, Tombolopao, Pattalassang dan Bajeng Barat dan kita berharap akan dibagi titik penanaman kepada pimpinan SKPD untuk melakukan monitoring langsung penanaman vetiver di daerah-daerah tersebut,” tambah orang nomor satu di Gowa ini.
Pada rapat yang dihadiri para camat, lurah, kades, kadus, babinsa dan babinkamtibmas se-Kabupaten Gowa, Adnan menjelaskan bahwa penanaman ini dilakukan merupakan rekomendasi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) kepada Presiden dan ditindaklanjuti seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
“Hasil penelitian dan riset bahwa tanaman ini insya allah mampu mencegah terjadinya longsor di titik-titik yang terkategorikan rawan longsor dan tidak mengganggu tanaman yang ditanam masyarakat, sehingga para para camat, lurah, kades, kadus, bambinsa dan babinkamtibmas ini dihadirkan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya vetiver agar setiap datang musim hujan kita tidak perlu lagi was-was terjadi longsor,” tegas bupati termuda di Kawasan Timur Indonesia ini.
Sementara itu, Peneliti Budidaya Tanaman Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementrian Pertanian RI, Octivia Trisilawati menjelaskan tentang pentingnya penanaman pohon vitever sebagai pencegah longsor
“Pengendali longsor vetiver penyebaran akarnya dalam dan luas akan menstabilkan tanah pada setiap strip dan merupakan penghalang terhadap aliran permukaan dan erosi, strip vetiver dalam jangka waktu 3 tahun dapat membentuk teras secara alami, daun vetiver merupakan sumber bahan organik dan mulus, pengendali longsor di daerah perbukitan dan rawan longsor,” jelas Octivia Trisilawati dihadapan jajaran Pemkab Gowa.
Ia juga menguraikan proses tanam vetiver seperti jarak tanam vetiver, penyiapan lubang tanam 20x20x20 cm/pacul dengan anakan dan sobekan ditanam secara zig zag dan rapat mengikuti kontur, bila ditanam pada tanah yang padat, keras dan berliat berat, akarnya akan sulit dicabut, vetiver tumbuh tegak lurus/vertikal perlu dikombinasikan dengan tanaman penutup tanah.
“Akar wangi ini dapat ditanam menggunakan polibag, tumpangsari dengan sayur dan monokultur, jarak tanam pada lereng dengan kemiringan kurang dari 15% jarak tanam yang digunakan 100×50 cm, kemiringan 15-30% jarak tanam 50×50 cm atau 50×70 cm, kemiringan lebih dari 30% menggunakan jarak 20-25 cm, setiap lobang ditanami dgn 1,2 atau 3 batang serpihan,” urai Tris mengenai pola tanam vetiver.
Penanaman vetiver secara serentak dilakukan tersebar di 70 titik desa/kelurahan pada 11 kecamatan yang menjadi lokasi penanaman tersebut.
Pada rapat ini pula dilakukan diskusi dan tanya jawab antara peserta dengan pihak Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementrian Pertanian RI terkait teknis penanaman vetiver.