MAKASSAR – Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman menjadi keynote speaker dalam Webinar Edukasi Ekonomi Syariah’.
Webinar itu diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Dengan mengusung tema, yakni “Peran Wakaf Produktif Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat”.
Yang diikuti oleh sekitar 60 partisan melalui aplikasi zoom. Diantaranya diikuti oleh mahasiswa Universitas Hasanuddin yang mendapatkan beasiswa dari Bank Indonesia.
Andi Sudirman yang juga sebagai Ketua Umum MES Sulsel menyampaikan, jika melihat fenomena saat ini ekonomi syariah menjadi euforia.
“Seperti pada sektor perbankan telah menerapkan ekonomi syariah,” ujarnya.
Terlebih lagi, kata dia, pangsa pasar di Indonesia yang notabene mayoritas penduduknya beragama Islam.
Selain itu, kata dia, potensi ekonomi syariah juga bisa dilihat pada industri perhotelan.
“Misalnya hotel-hotel di Makassar. Melihat potensi ekonomi syariah, maka melakukan sertifikasi halal direstoran mereka untuk jaminan produk dan kepuasan pelanggan,” ungkapnya.
Sertifikasi label halal pada restoran, bukan hanya dilihat dalam pendekatan agama semata. “Akan tetapi lebih kepada dunia bisnis dalam pendekatan memberikan kepuasan kepada pelanggan,” katanya.
Dirinya pun menyampaikan sedikit rekam jejaknya bekerja di perusahaan asing. Yang bisa menjadi edukasi kepada mahasiswa sebagai generasi milenial.
“Harus menjaga tepat waktu, kepercayaan dan profesional,” imbuhnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulsel, Bambang Kusmiarso mengatakan, bahwa sistem ekonomi syariah merupakan sistem ekonomi yang menjunjung dorongan usaha dan transparansi.
“Berbagai negara telah menerapkan (ekonomi) syariah. Karena memberikan kemaslahatan, kemajuan, dan prinsip rahmatan lil alamin,” jelasnya.
Saat ini, kata Bambang, pengembangan wakaf bukan hanya berbentuk properti, namun juga dengan keuangan.
“Terjadinya paradigma pengembang wakaf menjadi instrumen pengembangan ekonomi,” ujarnya..
Untuk Provinsi Sulawesi Selatan dengan kurang lebih 9 juta jiwa dengan mayoritas dari masyarakat muslim. “50 persen masyarakat Sulsel berwakaf dengan uang. Misalkan setiap orang wakaf Rp 10 ribu. Dalam sebulab bisa mencapai Rp 39 Miliar atau setengah triliun pertahun,” bebernya.
Wakaf, kata dia, tengah dicanangkan sebagai roda penggerak perekonomian.
“Harapan kami, memberikan
pengetahuan dan pemahaman serta mempersiapkan sumber daya insani generasi milenial yang merupakan generasi penerus bangsa. Besar harapan kami dapat menjadi triggel percepatan pengembangan ekonomi syariah khususnya di provinsi Sulawesi Selatan,” pungkasnya.
Turut hadir dalam Webinar Endang Kurnia Saputra selaku Kepala Grup Advisory dan pengembangan Ekonomi KPw BI Sulsel. Serta narasumber Imam Rulyawan sebagai Direktur Utama Dompet Dhuafa dan Irfan Sukarna sebagai Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan keuangan Syariah Kantor Pusat Bank Indonesia.