Bantaeng, Publikasionline.id – Puskesmas Campakaloe yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Bantaeng dan Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) berada di pegunungan, telah meluncurkan inovasi bernama ‘Saskia Puber’ (Sasaran Kesehatan Ibu dan Anak Peduli Ibu Bersalin).
Kepala Puskesmas Campakaloe, Baucaya, mengungkapkan bahwa inovasi ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk memberikan jangkauan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, terutama ibu bersalin.
“Tantangan yang kami hadapi antara lain rendahnya cakupan pelayanan ibu bersalin di setiap desa, belum adanya layanan akses untuk mengevaluasi pasien dari rumah ke puskesmas, dan belum terorganisirnya pembantu lintas sektor,” jelas Baucaya, pada publikasionline.id Sabtu 20 Juli 2024.
Inovasi Saskia Puber ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan pelayanan ibu hamil dan bersalin, mempermudah akses evakuasi pasien, dan memperkuat kolaborasi lintas sektor.
Salah satu strategi yang diterapkan dalam inovasi ini adalah melibatkan peran tokoh agama dan masyarakat dalam mensosialisasikan pentingnya persalinan di fasilitas kesehatan.
Selain itu, puskesmas juga menyediakan stiker kontak person untuk akses layanan ambulans bagi ibu bersalin. Pemerintah desa turut mendukung inovasi ini dengan menghimbau masyarakat untuk membantu ibu bersalin di sekitar mereka dan segera menghubungi puskesmas.
Inovasi Saskia Puber diharapkan dapat meningkatkan angka persalinan di fasilitas kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Bantaeng.
“Kami ingin memberikan jangkauan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat sehingga mereka dapat mengakses layanan kami, terutama ibu bersalin,” ujar Baucaya.
Ia menambahkan, “Dari situ lahirlah inovasi yang bernama ‘Saskia Puber’, yaitu satu sasaran kesehatan ibu dan anak yang peduli pada ibu bersalin.”
“Tantangan yang sering kali kami hadapi adalah rendahnya cakupan pelayanan ibu bersalin di setiap desa, belum adanya layanan akses untuk mengevaluasi pasien dari rumah ke puskesmas, dan belum terorganisirnya pembantu lintas sektor,” jelas Baucaya lebih lanjut.
Ada faktor kebiasaan di masyarakat, jika ada pasien yang sakit atau ingin melahirkan, mereka berduyun-duyun datang ke puskesmas. “Dari kebiasaan itu, kami coba merumuskan bagaimana kami bisa mengkoordinir dalam mengakses layanan ambulans,” kata dia.
“Pemerintah desa sangat mengapresiasi inovasi ini dan menekankan kepada seluruh warga untuk membantu manakala ada ibu-ibu yang bersalin agar menelpon puskesmas,” tandas Baucaya. “Kami memberikan layanan berupa stiker kontak person untuk akses layanan ambulans.”
Eksternal, terorganisirnya peran bantu kepedulian keluarga, masyarakat, dan lintas sektor dalam pelayanan ibu bersalin. Internal, fasilitas kesehatan mampu mempertahankan zero Meningkatnya cakupan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan di kematian ibu dan anak.
Strategi keberlanjutan meliputi institusional dengan peraturan bupati, MOU dengan DISDUKCAPIL dan desa lokus, serta SK TIM Implementasi Inovasi dan SOP Pelayanan. Manajerial mencakup penambahan SDM bidan dusun, penguatan kapasitas SDM, fasilitas sarana dan prasarana persalinan, serta monitoring dan evaluasi hasil inovasi. Sosial, komitmen dukungan lintas sektor, telaah peran bantu keluarga, masyarakat, dan lintas sektor, serta terorganisirnya budaya lokal “Si Kappacei”.
Sementara itu Kadis Kesehatan Kabupaten Bantaeng dr.H.Andi Ihsan M.Kes menjelaskan bahwa inovasi ini menjadi tanggung jawab kami dalam keberlanjutan inovasi tersebut.
“Baik terkait SDM,Sarana/Prasarana dan Anggaran sehingga inovasi ini bisa berjalan dan bermanfaat untuk masyarakat Bantaeng,” jelas Ihsan.