Bulukumba,PO – Mahasiswa STAI Al-Gazali Bulukumba yang tergabung dalam gerakan Mahasiswa Al-Gazali Bergerak (MAGER) kembali turun ke jalan untuk melakukan aksi jilid 2, Senin 30 Desember 2024.
Kali ini, mereka mengangkat isu baru terkait dugaan pungutan liar (pungli) pada proses pengambilan ijazah oleh pimpinan kampus.
Isu ini mencuat setelah beberapa alumni menyampaikan pengalamannya kepada Ketua Dewan Mahasiswa (DEMA) tentang adanya pembayaran tambahan di luar rincian dana penyelesaian studi.
Maulana Fajar Lantara, Ketua Dema sekaligus Jenderal Lapangan, membeberkan keterangan yang diperoleh dari mahasiswa, dalam rincian dana penyelesaian studi sudah tertulis biaya untuk ijazah sebesar Rp 1.000.000.
“Namun, ketika alumni mengambil ijazah, mereka diminta membayar tambahan sebesar Rp100.000 hingga Rp150.000 tanpa dasar aturan yang jelas,” ungkap Fajar.
Selain dugaan pungli, isu terkait transparansi dana beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang diangkat pada aksi jilid pertama juga terus menjadi sorotan.
Massa aksi telah mendapatkan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dari pengelola beasiswa KIP, tetapi mereka menyatakan akan melakukan validasi untuk memastikan keabsahannya. Jika ditemukan bukti penyelewengan atau LPJ fiktif, mereka siap membawa kasus ini ke ranah hukum.
Dalam orasinya, Maulana Fajar Lantara, menegaskan bahwa jika tuntutan mereka tidak ditindaklanjuti, mereka akan menggelar aksi jilid 3 dengan tuntutan yang lebih tegas, yaitu pemecatan pimpinan kampus yang terlibat pungli serta pemecatan pengelola beasiswa KIP jika terbukti melakukan penyelewengan dana.
Fajar juga menekankan bahwa aksi ini murni didasari oleh keresahan mahasiswa terhadap praktik-praktik yang dianggap mencoreng nama baik kampus.
“Aksi ini adalah bentuk perjuangan kami untuk membersihkan kampus dari oknum-oknum yang berpotensi merusak reputasi kampus, bukan untuk menjelekkan nama kampus,” jelasnya.
Sementara itu, Muhammad Rais, Wakil Ketua II Bidang Administrasi dan Keuangan STAI Al Gazali Bulukumba, memperlihatkan bukti kegiatan pembinaan kepada penerima beasiswa KIP, namun belum memberikan klarifikasi terkait pungutan administrasi pengambilan ijazah.
Lain halnya H. Irman Syah, Ketua STAI Al Gazali Bulukumba, tidak memberikan tanggapan terkait isu pungli dan meninggalkan lokasi aksi sebelum tuntutan massa selesai disampaikan.