Makassar – Gerakan 15 menit mengaji tingkat SMA dan SMK sederajat, baik negeri maupun swasta dibuka secara resmi Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman pada Kamis, 7 Oktober 2019 di Phinisi Ballroom, Hotel Claro, Kota Makassar.
Kegiatan ini diselenggarakan Dinas Pendidikan Sulsel. 813 guru Agama dari kabupaten/kota di Sulawesi Selatan hadir dalam acara itu.
Melalui gerakan ini, siswa bakal diberikan bimbingan belajar tajwid dan pengentahuan mendasar tentang agama Islam.
Andi Sudirman meyakini, dengan kegiatan seperti itu bisa mengurangi perilaku remaja yang menyimpang.

“Perlahan kita juga mengajarkan As-Siyasah Syar’iyah, tujuannya adalah bagaimana menciptakan generasi yang berkarakter akhlak yang betul-betul mencerminkan agama islam, Harapan kami melahirkan generasi berkarakter akhlak yang baik, bebas paham radikalisme dan Insya Allah kelak menjadi pemimpin pemimpin idealis, bermoral, profesional, anti korupsi, bebas paham radikalisme sesat dan amanah,” kata dia.
M. Sabri selaku Kepala Bidang (Kabid) SMA pada Dinas Pendidikan Sulsel, menyebut bahwa kegiatan yang dilakukan itu adalah bagian dari program prioritas Pemprov Sulsel, khususnya di bidang pendidikan.
Sekaligus membantu Kepala Daerah Pemprov Sulsel. Sebab, itu juga merupakan program prioritas Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman menahkodai Sulsel.
“Pelaksanaan kegiatan ini merupakan salah satu program prioritas di bidang Pendidikan dan merupakan program prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel” ujar Sabri.
Sebelumnya, Pemprov Sulsel memberikan kerja nyata dalam pengembangan Tahfidz Al-Quran. Bulan Ramadhan lalu, daerah yang terletak di bagian timur Indonesia ini, mencanangkan program satu desa satu hafidz.
Selain itu, Wagub Sulsel Andi Sudirman sangat mengapresiasi literasi Quran. Salah satunya dengan menginisiasi jalur prestasi hafidz di SMA/SMK Sulsel.
“Di Sulawesi Selatan telah dilaksanakan program literasi Quran 30 menit setiap hari jumat, itu bagus untuk anak kita. Lahirnya program ini merupakan imun untuk kekebalan agama, fundamental anak. sebagaimana kita harus memberikan pemahaman agama yang ditafsirkan dengan rujukan bukan tanpa rujukan,” ungkapnya.