Tak Berkategori  

Yakinkah Pilkades Bantaeng di Desa ini Fair?

Bantaeng, Publikasi Online – Pilkades di Lonrong disinyalir tidak fair. Pasalnya, terjadi sejumlah insiden yang memecah konsentrasi.

Pemilihan pimpinan pada Desa yang terletak di Kecamatan Eremerasa, Kabupaten Bantaeng ini, menghasilkan tanda tanya besar usai pagelaran.

Bagaimana tidak, proses penyelenggaraan ini disinyalir terjadi banyak kebocoran.

Sebut saja banyaknya orang yang bukan merupakan warga setempat hadir meramaikan tempat pemilihan. Mereka disinyalir sedang bertaruh jutaan rupiah di ajang yang menampilkan Cakades head to head ini.

Belum lagi membludaknya antrian menunggu giliran untuk memilih.

Sementara panitia penyelenggara Pilkades Lonrong diduga tidak melakukan hal-hal untuk mengantisipasi hal ini. Padahal penumpukan orang ini bisa mengakibatkan kerawanan.

Hal itu terbukti dengan adanya salah satu oknum pendukung Cakades Fahruddin yang mencoba menjadi provokator dengan cara menyerang.

Situasi sempat memanas. Beruntung warga lain tidak terpancing atas insiden itu.

Apa yang dilakukan oknum ini, bisa disebut memecah konsentrasi berbagai pihak, baik pengamanan hingga warga lain yang mengawal kontestasi ini.

Kegagalan lain adalah kurangnya sosialisasi akan penggunaan sistim e-voting.

Tak sedikit warga yang tahu menggunakan alat ini. Sehingga panitia leluasa untuk mengajari peserta di dalam bilik.

Hal itu patut dicurigai ada intrik politik untuk memenangkan salah satu Cakades.

Terbaru, beredar video singkat menampilkan Camat Eremerasa, Irfan Fajar bersama panitia lainnya berada dalam bilik saat pemungutan suara berlangsung.

Dalam video berdurasi 25 detik itu, nampak Irfan Fajar berpakaian putih sedang mengarahkan pemilih agar menekan gambar diduga untuk menangkan Fahruddin sebagai Kades.

Bukan cuma itu saja, kebocoran lain yakni tidak sterilnya lokasi pemilihan. Hal itu bisa berbuntut akan adanya suara-suara sumbang dari balik ‘layar’.

Tidak sampai di situ, hampir semua warga belum melek akan teknologi ini, menghasilkan kegugupan yang akhirnya membuat warga asal menekan saja, hal ini berimplikasi pada ketidak sesuaian dengan harapan pilihan mereka.

Hal itu dibuktikan dengan adanya gelagat gemetaran dari sebagian besar warga usai pemilihan di bilik.

Pemerhati Demokrasi, Resky Seina menyebut bahwa proses Pilkades di Lonrong ini agak sedikit semrawutan.

Pasalnya ada indikasi panitia Pilkades disinyalir tidak siap mengambil langkah hingga terjadi aksi provokatif dari oknum pendukung Cakades Fahruddin.

“Ada denah yang dibuat PMD. Semalam sebelum perhelatan Pilkades ada rapat teknis kecil-kecilan antara pihak pengamanan dan pihak pemerintah kecamatan, cuman mungkin ini panitia yang tidak siap. Belum lagi ada suara-suara sumbang dari luar yang berimplikasi pada terjadinya kecurangan,” terang Resky.

Sementara Ketua LSM Transparansi Kebijakan Pemerintah (TKP), Aidil Adha menilai pemungutan suara dengan sistim e-voting ini, buntut-buntutnya selalu saja terjadi persoalan.

“Apakah pihak PMD melakukan evaluasi? Saya pikir tidak. Permasalahan yang terjadi sejak penggunaan e-voting ini sama saja, yakni ada kekisruhan. Harusnya ada evaluasi untuk penggunaannya karena ini sangat merugikan banyak hal, baik warga maupun pemerintah,” bebernya beberapa waktu lalu.