Wamena, PUBLIKASIONLINE.ID – Di tengah kerusuhan yang memilukan seperti di Wamena, ternyata masih ada kisah aksi heroik yang dilakukan oleh warga asli Papua.
Mereka melakukan kebaikan tersebut tanpa hitungan untung-rugi ataupun melihat sisi etnis, semua hanya demi kemanusiaan.
Ini seperti aksi mama-mama Papua yang memilih berjibaku untuk menyelamatkan warga pendatang dari amukan sekelompok orang tak dikenal.
Kenyataan ini sekaligus membantah bahwa kerusuhan di Wamena tersebut dilatarbelakangi oleh kebencian antar etnis. Faktanya, justru warga Papua banyak yang melindungi para pendatang.
Kesaksian Para Pendatang
Kejadian seperti dialami oleh Nani Susongki, seorang pengungsi yang berasal dari Probolinggo Jawa Timur.
Wanita paruh baya yang sudah 17 tahun merantau ke Wamena itu mengaku selamat dari aksi kerusuhan karena pertolongan seorang warga asli setempat yang biasa disapa Mama Manu. Letak rumah Mama Manu di Wamena tepat berada di belakang rumah Nani.
Ia tidak pernah menyangka bahwa Mama Manu nekad berhadapan dengan sekelempok orang bersenjata demi mempertahakan warga lain yang berlindung dalam rumahnya.
Cerita lain datang dari Abdullah Sihanudin (40). Sejak 2014 dia merantau ke Wamena. Sehari-hari, dia bekerja sebagai tukang ojek dan agen tiket pesawat.
Saat demonstrasi dan kerusuhan terjadi, istrinya terlebih dahulu telah menyelamatkan diri bersama warga lain. Ia bersama putrinya yang masih balita bersembunyi di rumah salah satu warga asli Papua. Biasa disapa Mama Lani.
Dari cerita-cerita tersebut menunjukkan bahwa konflik yang terjadi dilakukan oleh oknum yang sengaja ingin mengacaukan situasi di Wamena.
Isu bahwa orang Papua asli membenci para pendatang tidak dapat dibenarkan. Karena fakta di lapangan beberapa warga Papua justru turut serta menyelamatkan warga pendatang yang berpotensi menjadi korban.
Untuk itu, masyarakat agar selalu bertindak tabbayun terhadap segala informasi yang diterima dengan melalukan kroscek dan verifikasi.
Harapannya agar kita tidak mudah termakan oleh narasi yang dibuat oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.
Tahan Diri, Waspada Terlibat Konflik Horizontal
Menanggapi kerusuhan di Wamena Papua, setiap pihak sebaiknya menahan diri. Himbauan ini perlu diperluas ke publik agar tidak terpancing dengan hiruk pikuk isu yang menyesatkan.
Senada dengan itu, atas nama Presiden, Joko Widodo juga meminta semua pihak menahan diri untuk menghindari konflik horizontal yang bias meluas di Kota Wamena, Papua.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Deputi Bidang Hukum dan HAM Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani.
Menurutnya, Presiden telah mengimbau semua pihak untuk menghindari percikan konflik yang masif dan mengajak semua berdoa untuk menciptakan tanah Papua yang damai.
Pemerintah saat ini mengedepankan perlindungan terhadap orang asli papua (OAP) dan pendatang yang ada di sana.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian juga sudah diperintah untuk menindak tegas siapa pun oknum yang melakukan tindakan kericuhan yang berujung pengrusakan fasilitas umum atau mengakibatkan korban luka hingga kematian.
Dari kasus di Wamena itu, aparat keamanan telah menahan sejumlah orang yang terindikasi sebagai aktor pemicu dan dalang kerusuhan.
Soal fasilitas umum yang dirusak, Presiden Jokowi juga telah memerintahkan institusi pemerintahan baik di pusat atau daerah untuk segera melakukan pemulihan dengan cepat.
Kita berharap kerusuhan di Wamena bisa segera teratasi. Seluruh aktor yang terlibat bisa ditangkap dan warga yang mengungsi bisa kembali beraktivitas seperti biasa lagi.
Kita yakin situasi ‘chaos’ itu tak terjadi dengan sendirinya, melainkan diciptakan oleh sejumlah pihak. Mereka itu tak lain adalah para ekstremis yang menginginkan kemerdekaan Papua, seperti ULMWP dan KNPB.
Jadi jangan terkecoh dengan berita yang beredar bahwa kerusuhan itu dilatarbelakangi konflik SARA. Bukan, sekali lagi itu bukan konflik etnis.
Bagaimanapun, Papua adalah saudara kita semua. Mereka tak berbeda dengan suku Jawa, Minang, Bugis atau kelompok etnis lainnya. Karena kita sama-sama orang Indonesia.