Tolak Relokasi Pasar, Seorang Pria Sembelih Dirinya

  • Bagikan

JENEPONTO – Aksi penolakan relokasi pedagang Pasar Tamanroya ke Pasar Rakyat Boyong kini terus berlanjut. Salah satu aksi penolakan dengan menggelar aksi bakar ban didepan Pasar Tamanroya. Sehingga mengakibatkan kemacetan sepanjang jalan poros Jeneponto Bantaeng.

Aksi tersebut dilakukan pada Jum’at (19/7/2019) pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Terlihat seorang warga Tamanroya yang diketahui bernama Daeng Ngemba menggunakan baju loreng berwarna orange hitam dan membawa sebilah parang berdiri di tengah jalan.

[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Editor Picks” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”4″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”tag” orderby=”rand”]

Pria tersebut nampak membuka baju sembari menebas badannya sendiri dan berteriak“Paletteki pasaraka, kusamballe kalengku,” kata Daeng Emba.

Meski beberapakali menebas badannya, namun tak ada luka atau bercak darah sedikitpun. Sontak aksi Deng Emba menjadi tontotanan warga yang sedang melintas.

Diketahui, aksi yang dilakukan masyarakat Tamanroya, bentuk penolakan Kadis Disperindag beserta rombongan yang mendatangi pedagang pasar Tamanroya untuk direlokasi.

Sebelumnya, seorang pedagang setempat, Majid Daeng Sikki mengatakan, pasar ini tidak jadi pindah karena pedagang yang memang tidak mau pindah.

[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Editor Picks” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”3″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”recent_posts” orderby=”rand”]

“Pasar tidak jadi pindah, itu bukan saya yang bilang nah, tapi pemerintah sendiri yang mengatakan pasar tidak akan pindah, jadi kata-kata itu kami pegang,” kata Daeng Sikki.

Kata dia, pemerintah yang baik tidak mungkin mau melihat rakyatnya menderita. Makanya pedagang tidak mau pindah karena di pasar ini cukup nyaman mereka rasakan sampai saat ini.

[penci_blockquote style=”style-2″ align=”none” author=”lanjut Daeng Sikki.”]Jadi kami yakin pemerintah tidak mungkin memaksa kami untuk pindah, hidup kami hanya di pasar bersama dengan pedagang pasar lainnya mulai dari anak cucu – cucu kami[/penci_blockquote]

Sementara, Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar mengatakan, menurut laporan dari Kepala Kecamatan Tamalatea, 80 persen pedagang pasar tamanroya bersedia pindah ke Pasar Rakyat Boyong.

“Jikapun itu dirapikan justru bagus. Kita tidak mau mengajarkan masyarakat hidup kumuh, karena pikiran juga kumuh. Dari jakarta juga akan pantau kita, kalau tidak dimanfaatkan itu, kasihan desa lain. Masa gara gara tamanroya desa lain tidak dapat bantuan,” jelasnya.

  • Bagikan