JENEPONTO,PO – Antusias para yang hadir mendengarkan arahan dari berbagai narasumber pada Musyawarah Desa Rembuk Stunting, di aula pertemuan Kantor Desa Paitana, Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto, Sulsel, Kamis, 21 Agustus 2025.
Dimana, Pemerintah Desa Paitana bersama Puskesmas Bontomatene mengelar pertemuan dengan menghadirkan, Camat Turatea Ahmad H. Zakkir, AMK, S, Kader Posyandu, PKK, Tokoh Masyarakat, Para Kepala Dusun, para Mahasiswa Kuliah Kerja Profesi (KKP) Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar dan Aparat Desa serta yang hadir.
Pada Musyawarah Desa Rembuk Stunting Pencegahan dan Penanganan Stunting Tahun 2025 Tingkat Desa Paitana menindaklanjutinya berbagai persoalan dalam penanganan stunting di tengah masyarakat.
Kepala Puskesmas Bontomatene, Maryuni Lahabo, SKM mengatakan, bahwa kegiatan Musyawarah Desa Rembuk Stunting ini perlu digelar dan dilakukan di desa, karna disini kita mau mendengar keluhan dan aspirasi para yang hadir, termasuk para kader di lapangan.
“Disinilah, di Musyawarah para yang hadir dapat memberikan masukan, masalah masalah apa yang dihadapi di lapangan dalam penanganan stunting di masyarakat. Terkait pemeriksaan kesehatan anak dan bagaimana dengan pola makannya termasuk juga pasilitas apa yang diperlukan,” sebutnya dalam sambutannya.
Iapun menilai dari data Dinas Kesehatan Jeneponto tentang perkembangan pencegahan stunting di Desa Paitana, dimana sebelumnya data Anak resiko stunting itu ada sekitar delapan puluh lebih. Kini setelah berbagai kegiatan dan pencegahannya berhasil penurunan lima anak resiko stunting.
“Allhamdudilah, dari data bulan Juli Stunting Desa Paitana itu ada penurunan dari 83 ada penurunan 5, itu menandakan progress dalam pencegahan terarah,” uraiannya.
Desa yang masuk pada Lokus Penanganan Stunting, kata Kapus Bontomatene itu akan diberikan bantuan berupa Makanan Tambahan.
Sementara, Camat Turatea Ahmad H. Zakkir, AMK,S, menambahkan kegiatan rembuk stunting ini haruslah dilakukan, karna sangat penting bagi pencegahan anak stunting. Dimana kita mengetahui resiko resiko dengan penanganan yang baik.
“Rembuk itu ada aksi yang akan ditindak lanjuti berkaitan dengan stunting, sehingga stunting yang ada di desa itu perlu kolaborasi semua pihak termasuk didalamnya orang tua anak,” jelas Eks Kapus Bululoe itu.
Tentunya itu dengan adanya penurunan angka stunting di Desa Paitana, Kepala Desa Darmiati HL, mengapresiasi langka langkah para kader posyandu peran Tim PKK Desa serta yang telah terlibat bersama sama dalam penanganan dengan adanya penurunan resiko anak stunting.
“Iya, peranan semualah, ada penurunan stunting di desa, walapun seperti itu. Kami tetap berusaha maksimal agar Desa Paitana Itu Zero Stunting kedepanya,” harapnya.
Kades Paitana itu pun berharap, lewat Musyawarah Rembuk Stunting ini, para yang hadir memberikan masukan kendala apa yang perlu kita benahi sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kita di Desa dalam pencegahannya.
“Keterbatasan yang ada didesa itu sudah pastikan ada, namun tetap kita maksimal dengan kondisi yang ada. Kami berharap semua pihak baik kader posyandu, PKK dan Lainya agar tetap berbuat masa depan anak anak kita,” harap Darmiati HL.
Dimana sebelumnya, Pemerintah Desa Paitana pun melakukan kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar Seminar Program Kerja Desa Paitana Kecamatan Turatea selama dua bulan. Kordinator Desa Paitana pun memaparkan program program kerja Seminar program kerja.
Firmansyah