Jangan Nangis Adek, Aman Ko”: Kisah Abdul Rahman Selamatkan Anak Kecil Saat KM Barcelona Terbakar di Laut Talise

Jangan Nangis Adek, Aman Ko”: Kisah Abdul Rahman Selamatkan Anak Kecil Saat KM Barcelona Terbakar di Laut Talise

MINAHASA UTARA – Laut Talise pada Minggu sore (20/7/2025) berubah jadi lautan kepanikan. Asap mengepul dari dek belakang KM Gregorius Barcelona VA. Suara teriakan penumpang bercampur tangisan anak-anak terdengar di segala arah. Di tengah kekacauan itu, satu siaran langsung di Facebook muncul—dengan gambar buram, suara terputus-putus, dan napas terengah. Namun dari layar kecil itulah, publik menyaksikan satu potongan kemanusiaan yang tak terlupakan.

“Jangan nangis, adek aman, jangan takut… Ya Allah, minta tolong kasihan, torang ada di laut ini,” suara itu keluar dari seorang pria yang memeluk erat seorang anak kecil di tengah laut, di atas pelampung oranye yang hanyut di antara gelombang dan percikan api. Nama pria itu Abdul Rahman Agu. Warga menyapanya Mamay. Sejak detik itu, ia tak hanya dikenal di kalangan keluarga dan kampungnya, tapi dijuluki “Pahlawan Talise” oleh netizen yang menyaksikan langsung rekaman dramatis penyelamatan yang dilakukan secara spontan, naluriah, tanpa perlengkapan atau pelatihan.

Kapal KM Barcelona saat itu tengah berlayar dari Kepulauan Talaud menuju Manado, membawa sekitar 280 penumpang dari berbagai usia. Saat api tiba-tiba muncul dari kamar nomor 33 di bagian belakang kapal, kepanikan pun meledak. Penumpang berlarian mencari pelampung. Sebagian lompat ke laut tanpa sempat menyelamatkan harta benda. Seorang ibu di antara kerumunan histeris itu, menitipkan anaknya kepada Abdul. Ia sudah tidak kuat lagi.

 

BACA JUGA  Pangdam IV Hadiri Haul ke-3 Pangeran Diponegoro

 

“Seorang ibu titip anaknya ke saya karena dia sudah tidak kuat. Saya tidak mungkin biarkan anak itu sendiri, jadi saya peluk dan tenangkan dia,” cerita Abdul dalam wawancara singkat dengan wartawan usai dievakuasi di Manado.

Abdul berada di laut bersama anak itu selama hampir satu jam, sambil menunggu perahu penyelamat mendekat. Badannya nyaris lemas. Kakinya tak lagi kuat menahan arus. Namun ia memilih tetap bertahan. Dalam video live-nya, terlihat beberapa penumpang lain berpegangan pada pelampung yang sama. Beberapa sudah menangis. Beberapa hanya diam memeluk tubuh sendiri, mencoba bertahan hidup.

“Alhamdulillah saya masih hidup. Tapi saya tidak bisa lupa wajah anak itu. Dia menggigil. Saya hanya bisa bilang ‘tenang’ meskipun saya sendiri tidak tahu kami akan sampai atau tidak,” ujar Abdul.

Aksinya tak hanya menyelamatkan satu nyawa. Video siaran langsung Abdul juga membantu tim SAR menemukan lokasi penyebaran korban di laut. Koordinat yang tercatat dari live streaming digunakan sebagai referensi Basarnas untuk menyisir area penyelamatan. Tim gabungan dari Basarnas, TNI AL, Polairud, hingga nelayan lokal dikerahkan ke titik itu. Banyak korban berhasil diselamatkan ke Pulau Gangga dan sebagian langsung dievakuasi ke Manado.

BACA JUGA  Kapal KM Barcelona 5 Terbakar di Perairan Minahasa Utara, Penumpang Panik Lompat ke Laut

Di balik keberhasilan itu, duka tetap ada. Laporan resmi mencatat setidaknya tiga hingga empat orang meninggal dunia, termasuk seorang lansia dan dua perempuan. Identifikasi korban masih dilakukan hingga hari ini. Namun tak sedikit yang menyebut, jumlah itu bisa saja bertambah jika aksi penyelamatan tidak dilakukan secepat mungkin.

Abdul Rahman tidak pernah mengira akan jadi viral. Bahkan ia sendiri baru tahu namanya ramai disebut di media sosial saat tiba di darat. Beberapa potongan videonya dibagikan oleh akun-akun besar. Banyak yang menyoroti keberanian dan empatinya. Warganet menyerukan agar ia diberi penghargaan, bahkan ada yang menyebutnya “Kapten Tanpa Kapal”.

Bagi Abdul, semua itu tidak penting. Yang penting adalah anak itu selamat. Dan kalau ia boleh memilih, ia ingin semua penumpang bisa kembali pulang tanpa luka atau trauma. “Saya hanya merasa, itu yang saya bisa lakukan. Kalau saya lepas anak itu, lalu apa? Saya tidak bisa tidur kalau tahu saya membiarkan dia sendiri,” tuturnya.

BACA JUGA  Wali Kota Munafri Siapkan Media Center Baru, Bukti Dukungan terhadap Kebebasan Pers

Pemerintah daerah menyatakan akan melakukan investigasi menyeluruh terkait penyebab kebakaran kapal. Pihak operator pelayaran juga dimintai keterangan mengenai kelayakan kapal, jumlah pelampung, dan sistem evakuasi darurat di atas kapal. Penumpang selamat masih menjalani pemeriksaan medis dan trauma healing.

Di tengah langkah hukum dan proses tanggap darurat yang masih berlangsung, kisah Abdul Rahman Agu mengalir sebagai pengingat: bahwa di tengah musibah, masih ada manusia-manusia yang memilih tetap menjadi manusia—memeluk, menjaga, dan menenangkan yang lemah, bahkan ketika dirinya sendiri sedang terombang-ambing oleh ketidakpastian.

Video live Facebook itu kini tersebar luas. Komentarnya dipenuhi ucapan syukur dan terima kasih. Ada yang menulis, “Bukan seragam, tapi keberanian dan hati nurani yang membuat seseorang jadi pahlawan.” Abdul tidak menjawab komentar-komentar itu. Ia sedang beristirahat di rumah kerabatnya, memulihkan diri. Tapi namanya, setidaknya untuk saat ini, telah ditulis dalam sejarah kecil kemanusiaan yang tak semua orang punya kesempatan untuk mengukirnya.

(SD)