Toraja – Ajang lomba lari Toraja Marathon kembali digelar. Lomba full marathon pertama di Sulawesi dan bahkan Indonesia Timur yang digelar setiap tahun sejak 2016.
Ketua Panitia Toraja Marathon, Sakti Parantean, dalam siaran pers yang diterima Updatekareba.Com, Kamis (13/2/2020), Kini pada 2020 pihak penyelenggara akan kembali menyelenggarakan event olahraga internasional ini untuk yang keempat kalinya yang bertema Run The Sacred Highlands
Ada empat item kegiatan yang digabungkan dalam event ini, termasuk Toraja Maraton Series-4, Mangiru’ Kopi-Food & Coffe Festival, Toraja Fun Walk 2km.
“Satu kegiatan yang pertama kali dan spektakuler ada di Indonesia yaitu, Lakipadada Water Projection Video mapping di kolam Makale. Festival ini kita rencana mulai 18 April 2020,” kata Sakti.
Kategori yang akan digelar meliputi; Full Marathon berjarak 42 Km untuk umum dan master (khusus pelari di atas 45 tahun), Half Marathon atau 21 Km untuk umum, 10 Km untuk umum dan pelajar, serta 5 Km untuk umum.
“Target peserta tahun ini sebanyak 1.500 pelari dari berbagai kota di Indonesia dan wisatawan mancanegara,” kata Sakti.
Event Toraja Marathon bertaraf internasional bertajuk Toraja Marathon 2020 dengan tema “run the sacred higlands” ini juga didukung penuh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulawesi Selatan. Kegiatan ini rencananya digelar di Makale, Kabupaten Tana Toraja pada 18 April mendatang.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, para pelari akan menikmati rute dengan suguhan alam dan keindahan pariwisata di Tana Toraja.
Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Disbudpar Sulsel, Bruno Sangla Rantetana mengatakan, Toraja Marathon merupakan lomba lari full marathon pertama di Sulawesi dan bahkan Indonesia Timur. Dimana sudah digelar pada tahun 2016, 2017 dan 2018.
“Dengan melintasi daerah dan pemandangan eksotis serta obyek-obyek wisata unggulan di Toraja,” ujar Bruno saat menggelar konferensi pers Toraja Marathon 2020 di kantor Disbudpar Sulsel, Jumat, (7/2/2020).
Tahun 2019 lalu, even yang ditunggu-tunggu para pelari Nusantara dan mancanegara ini memang sempat terhenti, alasannya kata Bruno lantaran Pemerintah Provinsi saat itu tengah menyelesaikan sejumlah infrastruktur yang ada di Toraja.
“Memang kita butuh waktu untuk memperbaiki fasilitas terlebih dahulu untuk mencapai keindahan dan membuat masyarakat atau pengunjung merasa nyaman. Memang anggaran 2019 lalu itu lebih banyak ke infrastruktur makanya banyak even pariwisata kita harus ditunda sementara. Kali ini kita maju kembali dengan anggaran yang disiapkan,” tuturnya.
Meski tidak menyebut total anggaran yang dibutuhkan namun kata Bruno, Pemprov melalui APBD 2020 menanggung biaya dengan menghadirkan sajian hiburan berupa artis nasional, perlengkapan panitia seperti baju seragam, goodyback, umbul-umbul dan bendera, promosi di media sosial.
“Sementara kita juga akan melakukan surat edaran ke kabupaten dan kota, itu tinggal menunggu suratnya dari gubernur. Itu tidak dilakukan tahun sebelumnya,” jelas dia.
“Diharapkan jumlah pelari yang sudah mencapai 1.200 orang di tahun 2018 akan mengalami peningkatan menjadi minimal 1.500 pelari dari dalam dan luar negeri pada tahun 2020 ini,” sebut dia.
Bruno melanjutkan, ada yang berbeda dengan penyelenggaraan event tahun ini. Mulai tahun 2020, Toraja Marathon akan tergabung dalam rangkaian acara Toraia Running Festival 2020.
Di sisi lain, kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Sulsel.
“Kita tetap mendukung, apalagi kita dituntut dengan menerapkan olahraga yang merakyat. Jadi bukan lagi kita hanya fokus pada olahraga prestasi tapi juga olahraga rekreasi. Dan kegiatan ini salah satu bagian dari tanggungjawab kami,” ujar Muchlis Mallajareng, Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Dispora Sulsel.