BANTAENG,PO – Dua hari setelah publikasionline.id merilis laporan investigatif terkait dugaan penyimpangan dalam proyek revitalisasi SMA/SMK di Kabupaten Bantaeng, tak satu pun kepala sekolah penerima program berani memberikan klarifikasi resmi.
Padahal, redaksi telah mengajukan permintaan klarifikasi kepada sejumlah sekolah melalui via WA. Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada satu pun tanggapan yang disampaikan baik secara tertulis maupun lisan.
Sikap bungkam ini justru memperkuat kecurigaan publik bahwa terdapat persoalan serius dalam pelaksanaan proyek yang dibiayai dari APBN Tahun Anggaran 2025 tersebut. Sorotan utamanya mencakup dugaan penggunaan ruang kelas sebagai site office, lemahnya penerapan standar keselamatan kerja (K3), hingga transparansi anggaran miliaran rupiah yang dikelola melalui skema swakelola.
“Kalau memang tidak ada masalah, mestinya pihak sekolah segera memberi klarifikasi. Diam itu bisa diartikan ada yang ditutupi,” ujar Agus, pemuda Uluere yang sejak awal aktif mengawal isu revitalisasi sekolah di Bantaeng.
Publik kini menunggu langkah tegas dari Cabang Dinas Pendidikan Sulsel Wilayah V maupun Gubernur Andi Sudirman Sulaiman sebagai otoritas pembina SMA/SMK. Tanpa evaluasi menyeluruh, proyek yang seharusnya meningkatkan mutu pendidikan justru terancam menjadi proyek bermasalah dan rawan penyalahgunaan anggaran.
Kejelasan informasi menjadi hal yang sangat mendesak. Sebab, yang dipertaruhkan bukan hanya uang negara, tetapi juga kepercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan di Bantaeng.
(Aby)