Bantaeng PO.id – Di balik pesona alam Kecamatan Uluere yang memukau, terdapat sebuah ironi yang menyayat hati: jalanan rusak di Dusun Muntea, Desa Bonto Lojong, yang hingga kini tak kunjung diperbaiki. Jalan yang seharusnya menjadi urat nadi aktivitas warga, justru berubah menjadi medan perjuangan harian yang melelahkan.
Setiap hari, warga harus melewati jalan berlubang, licin saat hujan, dan berdebu saat kemarau. Anak-anak sekolah berjalan kaki dengan sepatu penuh lumpur. Petani terhambat membawa hasil panennya. Ambulans pun kesulitan melintas saat ada warga yang butuh pertolongan cepat. Ini bukan sekadar jalan rusak—ini adalah potret nyata keterlambatan keadilan pembangunan.
Ketua Solidaritas Rakyat Sulawesi Selatan, Wawan Copel, angkat suara menanggapi kondisi ini. “Kami tidak tinggal diam melihat penderitaan warga Muntea. Pemerintah harus segera turun tangan. Jalan ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi menyangkut hak dasar masyarakat untuk hidup layak, aman, dan produktif,” tegasnya.

Sebelumnya, publikasionline.id telah menurunkan laporan mendalam tentang perjuangan warga Dusun Muntea yang selama bertahun-tahun menanti perbaikan jalan. Namun hingga kini, harapan itu masih menggantung di langit yang sama, tanpa kejelasan dari pihak berwenang.
Publikasionline.id menyatakan komitmennya untuk terus mengawal isu ini, membuka ruang dialog, dan menyuarakan suara rakyat kecil yang selama ini hanya terdengar sebagai bisikan di tengah riuhnya janji pembangunan.
Kini, semua mata tertuju pada pemerintah: apakah mereka akan memilih diam, atau bergerak demi menjawab jeritan sunyi dari kaki Gunung Uluere?
Baca berita sebelumnya:
Perjuangan Warga Dusun Muntea Menanti Perbaikan Jalan
(Aby)