Makassar,PO – Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Makassar, tengah diterpa isu tak sedap. Mulai dari dugaan peredaran narkoba hingga dugaan pemberian fasilitas khusus terhadap tahanan.
Salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya mengatakan, di Rutan Kelas I Makassar saat ini disinyalir marak peredaran narkoba. Bukan hanya itu, sumber juga mengatakan adanya juga dugaan kontribusi dari pembina blok.
“Selain dugaan peredaran narkoba, ada juga terkesan kontribusi pengamanan Rp 100 ribu perhari, belum lagi permintaan pembina blok, “katanya saat ditemui di salah satu cafe di Makassar, Senin 24 Maret 2024 malam kemarin.
Sumber juga menyebut, ada indikasi semua kurvei (tahanan di luar yang bersih-bersih) konsumsi narkoba dan semua miliki alat komunikasi (handphone).
Disebutkan juga bahwa semua tahanan yang masuk, terkesan diwajibkan cukur atau pangkas rambut dengan biaya Rp 20 ribu per orang. Tahanan baru pun yang masuk tidak sedikit.
“Kalau dikali banyak, hasilnya kan pasti banyak. Apalagi tahanan baru yang masuk kan banyak, “ucapnya.
Paling tidak masuk akal sebut sumber, semua biaya renovasi blok ditanggung tahanan. Seperti cat, plamir tembok dan lain-lain.
Terlebih lagi katanya, ada beberapa tahanan terkesan diperlakukan istimewa dengan nilai bajet atau dibayar dengan fantastis dan tidak tanggung-tanggung disinyalir sampai ratusan juta rupiah.
“Ada juga tahanan baru masuk yang menempati blok Mapenaling di isi 30-35 orang. Itukan sudah jelas over kapasitas,“ sebutnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan Kelas I Makassar, Andi Erdiansyah mengaku tidak memungkiri terkait adanya penggunaan handphone yang dilakukan tahanan.
“Tidak dipungkiri memang kadang ada yang lolos Handphone. Karena pengamanan kurang. Sementara tahanan banyak sekaki. Dua ribu lebih tahanan dijaga hanya sekitar 14 orang pengamanan, “kata Andi Erdiansyah, Selasa 25 Maret 2025 malam.
Kemudian kata Erdiansyah, terkait adanya renovasi blok ditanggung tahanan itu tidak benar. Kadang kata Erdiansyah, para tahanan sendiri yang berinisiatif cat tembok blok.
“Kalau soal cat, para tahanan sendiri yang inisiatif. Tergantung keinginan para tahanan. Seperti warnanya. Itu memang mereka biaya sendiri, “ katanya.
Disebutkan Erdiansyah, terkait adanya dugaan tudingan kontribusi pengamanan Rp 100 ribu per hari, itu sama sekali tidak benar.
“Termasuk tudingan kontribusi pengamanan Rp 100 ribu perhari itu tidak ada sama sekali,“tegasnya.
Termasuk juga adanya tudingan perlakuan khusus fasilitas ke Tahanan, ditegaskan Erdiansyah hal itu tidak benar.
“Kalau soal ada perlakuan dan fasilitas khusus ke tahanan itu tidak ada. Bangunannya saja seperti itu. Kamar-kamarnya saja kecil. Itu juga soal adanya bajet, itu tidak benar,“ terangnya dikutip dari media sebelumnya.