Mahasiswa Asal Irak Jadi Doktor Pertama UIN Alauddin di Era Pandemi Covid-19

  • Bagikan

Makassar – Meski seluruh aktivitas akademik dilakukan secara daring selama pandemi covid-19, hal tersebut tidak menjadi hambatan bagi terselenggaranya ujian promosi Doktor di UIN Alauddin Makassar.

Adalah Sabbar Dahham Sabbar, salah satu mahasiswa international UIN Alauddin asal Irak yang berhasil mempertahankan disertasinya dengan “Islamic Branding and Marketing: An insight of Consumer perception in Makassar, Indonesia” di hadapan para penguji, Kamis (14/04/2020), melalui aplikasi zoom meeting.

BACA JUGA  Kepsek Dinilai Gagal, Legislator Minta Lakukan Investigasi di SMAN 17 Makassar

Sabbar sekaligus menjadi Doktor pertama UIN Alauddin Makassar di era pandemi. Menariknya, ujian promosi ini menggunakan bahasa Inggris dan Arab. Meskipun Sabbar fasih berbahasa Indonesia, tetapi semua penguji dan promotor mengajukan pertanyaan dan berkomentar dalam bahasa Inggris dan Arab.

Rektor UIN Alauddin Makassar Prof. Hamdan Juhannis yang memimpin sidang promosi tersebut, berharap hasil penelitian Sabbar ini bisa dilanjutkan menjadi artikel yang diterbitkan di jurnal bereputasi internasional.

“Ini tentu menjadi nilai tambah bagi prodi Ekonomi Islam di Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, yang baru saja mempertahankan akreditasi A berdasarkan penilaian BAN-PT” imbuhnya.

BACA JUGA  Wagub Sulsel, Hadiri Gerakan Bersama Penanganan Covid-19 Makassar

Sementara itu, Ketua International Office UIN Alauddin Makassar, Dr Muhaemin Latif, mengatakan bahwa Sabbar adalah mahasiswa international ketiga yang berhasil memperoleh gelar doktor di UIN Alauddin Makassar.

Sebelumnya, lanjut Muhaemin, dua Doktor yang telah berhasil dicetak UIN Alauddin berasal dari Thailand.

“Saat ini, masih ada dua orang mahasiswa international yang juga sedang menempuh program Doktor, yaitu dari Sudan dan Syiriah” tutupnya.

BACA JUGA  Kungker Ke Kodim 1425/Jeneponto, Danrem 141/ Toddopuli Sampaikan Pesan Ini

Sabbar sendiri menyelesaikan pendidikan S3 di UIN Alauddin Makassar terbilang singkat. Dia hanya butuh waktu 2 tahun dan 2 bulan untuk mengikuti perkuliahan dan penelitian dalam konsentrasi ekonomi Islam.

  • Bagikan