PURWOREJO – Kemunculan Keraton Agung Sejagat di Purworejo menggegerkan warga. Bahkan bangunan yang disebut istana sempat menjadi tempat wisata dadakan.
Bangunan di Desa Pogung Jurutengah, Bayang Purworejo didirikan di atas sebuah bangunan rumah yang disulap mirip keraton.
Pada gambar yang tersebar di berbagai meddia sosial, istana itu dilengkapi sepasang singgasana yang didominasi warna hitam, merah dan kuning.
Singgasana ditempatkan di tengah ruangan sebagai ruang pertemuan raja dan ratu.
Tak hanya itu, di dalam ruangan terdapat beberapa lambang nazi berwarna emas yang dipajang Walaupun bagian dalam istana tampak singgasana mewah, namun bagian luar bangunan rumah terlihat biasa saja.
Tidak ada lambang khusus di luar bangunan yang menunjukkan adanya kerajaan di tempat tersebut.
Istana Keraton Agung Sejagat didirikan di rumah dan lahan Cikmawan (53) warga asli RT 3 RW 1 Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan. Cikmawan adalah Adipati Djajadiningrat dan bagian dari punggawa keraton dan juga koordinator ndalem Keraton Agung Sejagat. Dilansir dari Tribunnews.com, di halaman istana terdapat bangunan kerangka mirip tiang dari kayu yang berdiri kokoh.
Masyarakat sekitar menyebut bangunan tersebut bakal untuk pendopo. Tidak jauh terdapat sebuah kolam yang memiliki sumber air yang tidak terlalu jernih.
Di sudut lain, terlihat sebuah batu besar yang diletakkan di pendopo kecil sehingga tidak terkena hujan dan panas secara langsung.
Di batu tersebut ada ada ukiran huruf Jawa yang artinya Bumi Mataram Keraton Agung Sejagat. Prasasti tersebut dibuat oleh Wijoyo Guni sekitar tiga bulan yang lalu.
Selama 2 minggu, Wijoyo mengukir cakra, trisula, macan, serta gambar telapak kaki dan beberapa simbol siang malam. Di bagian bawah batu terdapat ukiran baruna naga Saat pertama kali di bawa ke rumah Cikmawan, batu yang disebut Prasasti 1 Bumi Mataram itu dibungkus kain putih. (Kompas)