PDAM dan PLN di Bantaeng Akui Pohon Trembesi Cukup ‘Merepotkan’

  • Bagikan

BANTAENG – Pohon trembesi diakui merupakan jenis tumbuhan yang meneduhkan. Pasalnya jenis pohon yang terbilang pertumbuhannya cepat ini, mempunyai struktur tajuk yang melebar.

Di Kabupaten Bantaeng, Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah menitip pohon peneduh itu untuk tumbuh di sepanjang jalan di daerah yang berjuluk Butta Toa ini.

Hanya saja pohon besar dan tinggi ini cukup merepotkan jika musim kemarau tiba seperti saat ini. Betapa tidak, dari segi kebutuhan air, pohon trembesi menyerap banyak air, bukan disimpan sebagai air tanah, melainkan untuk pohonnya sendiri agar proses fotosintesis bisa dilakukan pohon itu.

Secara praktis, air tanah dangkal yang digunakan warga bisa terancam karena konsumsi pohon trembesi begitu besar.

Belum lagi pipa jaringan PDAM bisa dirusak oleh pohon yang bersifat invasif ini.

Sehingga jangan salahkan PDAM Bantaeng kalau-kalau aliran air kurang maksimal masuk ke pemukiman.

Satu waktu Direktur PDAM Bantaeng, Ilyas berujar bahwa kerusakan pipa pvc yang tertanam di dalam tanah, kerusakannya akibat akar pohon trembesi.

Dia juga menjelaskan proses kerja akar pohon tersebut sampai bisa menyentuh jaringan pipa PDAM.

“Pohon trembesi itu kan akarnya melebar. Kemudian pipa kita yang masih pvc atau berbahan plastik, dihimpit akar sampai retak. Nah dari retaknya itu keluar air, di retakannya itu masuklah akar trembesi yang kurang lebih mirip rambut, lama-kelamaan akar membesar lalu menutupi pipa, akhirnya air tidak mengalir,” kata Ilyas.

Hal itu diakuinya cukup ‘merepotkan’ lantaran tim yang bekerja harus mencari di mana letak akar pohon tersebut menumbuhi pipa, sementara masyarakat terlanjur kecewa dengan pelayanan.

“Padahal kami sudah berusaha semaksimal mungkin,” tuturnya.

Pohon trembesi cukup merusak, bukan hanya jaringan perpipaan saja, ruas jalan yang ditumbuhi pohon ini juga bakal dirusaknya.

Seperti yang terjadi di jalan-jalan perkotaan di Kabupaten Bantaeng, trotoar hingga aspal ikut terangkat akibat dorongan akar pohon yang ditanam di masa Nurdin Abdullah menjabat sebagai Bupati Bantaeng.

Selain itu, dampak buruk pohon trembesi juga berbahaya karena dahangnya cukup getas alias mudah patah.

Hal itu tentu membahayakan bagi pengguna jalan, baik itu pejalan kaki atau bahkan pengendara.

Selain pengguna jalan, tentunya rawan juga dengan jaringan listrik. Sewaktu-waktu, terlebih saat ini angin tengah kencang-kencangnya, tumbuhan asli Amerika Selatan ini bisa saja merusak kabel listrik.

Pada satu kesempatan sempat berbincang dengan supervisor Distribusi PLN Bantaeng, Ufo menyebut kalau pohon besar itu cukup ‘merepotkan’ karena pertumbuhannya cukup tinggi, melewati kabel dengan aliran listrik bertegangan tinggi.

“Kalau tumbang, membahayakan masyarakat dan peralatan listrik,” kata dia.

Repotnya jika masyarakat kurang bersabar dengan pemadaman listrik yang terjadi karena gangguan-gangguan seperti itu.

PLN juga telah bekerja semaksimal mungkin untuk pemenuhan pelayanan kelistrikan terhadap masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Bantaeng pun sudah menemukan formulasi yang tepat untuk menghindari dampak yang ditimbulkan trembesi.

Meski harus diakui trembesi sangat berguna untuk penyerapan CO2, hanya saja dampak buruknya lebih banyak ketimbang harus mempertahankan tumbuhan yang bernama lain Rain Tree itu.

Kini Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantaeng telah menentukan sejumlah titik peremajaan pohon.

Pohon yang kerap juga disebut Ki Hujan ini perlahan akan digantikan dengan pohon tabebuya.

Peremajaan pohon yang dilakukan DLH Bantaeng di era kepemimpinan Ilham Azikin sebagai Bupati dinilai sangat tepat.

Pohon tabebuya selain mempunyai dampak estetis karena mirip-mirip dengan bunga sakura di Jepang, tumbuhan asli Brazil itu juga tidak merusak lingkungan.

Terutama sejumlah riset memaparkan kalau tumbuhan yang bernama lain pohon terompet ini juga mempunyai manfaat medis.

Mengutip Science Direct, berbagai spesies dari bunga tabebuya ini sudah digunakan sejak zaman dulu di wilayah Amazon untuk mengobati berbagai penyakit.

Beberapa di antaranya adalah sifilis, demam, malaria, infeksi menular, sampai masalah pencernaan.

Webmd mencatat bahwa tanaman ini juga bisa membantu mengatasi anemia, arthritis, asma, infeksi kantung kemih dan prostat, bronkitis, diabetes, diare, eksim, psoriasis, dan lainnya.

Mengutip Research Gate, Tabebuia rosea (nama latin tabebuya) ini dikenal dengan taheebo, lapacho, pau d’arco, dan ipe roxo diklaim juga bisa membantu meredakan penyakit.

Selain ampuh di bidang medik, pohon tabebuya tak kalah hebatnya menghalau banjir layaknya trembesi. Juga tak kalah dalam hal mengurangi polusi udara.

Jadi, pilih trembesi atau tabebuya???

  • Bagikan