Mengapa Ibukota Indonesia Harus Pindah?

  • Bagikan

JAKARTA – Presiden Joko Widodo seakan memberi sinyal Kota Palangkaraya di Kalimantan Tengah menjadi tujuan pemindahan Ibu Kota Republik Indonesia berikutnya. Wacana pemindahan dari DKI Jakarta pun kian menguat. Alasan utamanya, tentu untuk meringankan beban Kota Jakarta, serta meningkatkan pengelolaan Pemerintah.

Kendati demikian, banyak kalangan memberi saran agar tak terburu-buru dalam mengambil keputusan soal pemindahan Ibu Kota Indonesia ini. Seperti yang dituturkan pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga. Baginya pemindahan kota tidak begitu diperlukan karena tak ada urgensi apa-apa.

Tak sedikit pula yang menyetujui wacana tersebut. Seperti pengamat tata kota lainnya dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna yang mengatakan bahwa pemindahan itu mampu mengurangi beban Jakarta dan sekitarnya. Jabodetabek.

Namun alangkah baiknya kita menilik lima alasan mengapa Ibu Kota Indonesia harus pindah dari Jakarta menurut pernyataan Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro.

Mengurangi Beban Jakarta dan Jabodetabek

Banyak yang berasumsi bahwa Kota Jakarta sudah menopang beban berlebihan, bahkan berimbas ke wilayah Jabodetabek, termasuk Jawa secara umum. Bisa dilihat dari kepadatan penduduk di sana yang kian hari, kian bertambah.

Berdasarkan data BPS Provinsi Jakarta tahun 2017, Ibu Kota Indonesia saat ini sudah disesaki oleh 10 juta jiwa. Sementara luas wilayah hanya sekitar 661 Km². Bahkan jika dihitung secara keseluruhan, Pulau Jawa dihuni sekitar 57 persen penduduk dari total penduduk yang ada di Indonesia.

Selain menimbulkan pertumbuhan yang tak merata, hal ini juga juga menimbulkan ketimpangan sosial yang besar.

Pembangunan Lebih Merata di Seluruh Indonesia

Republik Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas, namun sayangnya hingga saat ini berbagai gagasan pembangunan masih terfokus di pulau Jawa. Akses pemerintahan, perekonomian, hingga pendidikan yang memadai semua hanya terpusat di pulau Jawa.

Infrastruktur di wilayah-wilayah luar pulau Jawa sebagian besar tak lebih dari alakadarnya. Pemerintah berharap, pemindahan ibu kota Indonesia ke luar pulau Jawa ini dapat menghasilkan pembangunan yang lebih merata di seluruh Indonesia.

Sehingga, masyarakat di wilayah timur Indonesia tak lagi merasa pembangunan di Indonesia adalah Jawa Sentris, namun Indonesia Sentris.

Meminimalisir Ancaman Bahaya Bencana Alam

Selain kemacetan, masalah akut yang menjangkiti Jakarta juga dihasilkan dari ancaman bencana alam terutama banjir.

Hampir 50 persen wilayah Jakarta ada di kategori rawan banjir dengan tingkat keamanan banjir di bawah 10 tahunan. Padahal, idealnya kota besar memiliki tingkat keamanan banjir minimal 50 tahunan.

Dengan tingkat keamanan serendah itu, tak heran bila banjir kerap terjadi dan sering mengakibatkan kelumpuhan aktivitas ekonomi serta pemerintahan. Hingga saat ini pun pemerintah pusat dan pemerintah Kota Jakarta masih terus berusaha mencari cara untuk menyelesaikan masalah banjir di Jakarta.

Mengefektifkan Pengelolaan Pemerintahan

Masih menurut Bambang Brodjonegoro, dari dua masalah terbesar Jakarta soal kemacetan dan banjir saja sudah sangat merugikan Indonesia dari sisi efektifitas pemerintahan. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan karena masalah tersebut pada tahun 2013 sekitar 56 triliun per tahun dan diperkirakan saat ini telah mencapai angka 100 triliun per tahun.

Selain itu, masalah tersebut juga merugikan kinerja pemerintahan karena aspek komunikasi dan koordinasi antara berbagai lembaga pemerintahan jadi tak efektif.

Oleh karena itu, pemerintah berharap dengan pemindahan ibu kota Indonesia, pengelolaan pemerintahan bisa lebih terpusat, terfokus, dan juga lebih efektif.

Supaya Lebih Representatif

Indonesia bukan hanya soal Jawa. Ada banyak suku, budaya, nilai-nilai, serta tradisi lainnya yang semuanya membentuk identitas Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika.

Selama ini, pengelolaan pemerintahan lebih menitikberatkan konsentrasinya pada area pulau Jawa sehingga identitas yang muncul kurang beragam. Diharapkan, pemindahan ibu kota Indonesia ke wilayah timur atau wilayah di tengah-tengah nusantara dapat lebih mengangkat identitas masyarakat Indonesia lainnya.

Sehingga kelak, Indonesia bisa mencerminkan nilai kota yang modern dan berkelas internasional, namun tetap mengangkat akar tradisinya secara luhur.

Artikel ini telah terbit di www.99.co
  • Bagikan