Akhirnya lahirlah air minum kemasan dengan merek ‘Airku’, singkatan dari Air Kulonprogo. Dari 9 juta kebutuhan air minum kemasan produk asing di Kulon Progo, Hasto berhasil menguranginya dengan mampu mengambil alih pasar sebanyak 2 juta air kemasan. Jumlah ini ditargetkan terus meningkat setiap tahunnya.
Terbaru, kabarnya di Kulonprogo bakal punya embarkasi haji. Konsepnya membangun embarkasi haji terintegrasi dengan imigrasi.
Demikian Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, kepada pers Jum’at (10/5). Dengan adanya embarkasi di Kulonprogo, urusan umrah dan haji bisa diambilalih oleh Kulonprogo.
Urusan imigrasi juga di Kulonprogo, sehingga urusannya lebih komplek ada di Kulonprogo.
“Kami akan membesarkan imigrasi dengan adanya umrah, haji yang berangkat dari Kulonprogo. Bandara internasional itu identik dengan imigrasi, sehingga turis asing centernya di Kulonprogo,” katanya.
“Kami akan membesarkan imigrasi dengan adanya umrah, haji yang berangkat dari Kulonprogo. Bandara internasional itu identik dengan imigrasi, sehingga turis asing centernya di Kulonprogo,” katanya.
Soal lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan embarkasi haji, idealnya enam hektare. Sedang lahan yang ada di Desa Triharjo, Kecamatan Wates, kabupaten Kulonprogo, luasnya lebih dari enam haktare, yang terdiri dari dua hektare tanah milik Puro Pakualaman ( PAG) dan enam hektare milik tanah kas desa.
Rencana pembangunan embarkasi akan diusulkan mulai 2020, dan pada 2019 ini fokus menyelesaikan administrasi kepemilikan tanah.
“Kami target pembebasan tanah pada akhir tahun ini, kemudian tahun depan pembangunannya. Kalau tahun ini selesai proses pengadaan tanahnya, bersamaan menyusun rencana detail teknis, kemudian kami ajukan ke Kementerian Agama,” katanya.
Lebih lanjut, Hasto mengatakan Pemkab Kulonprogo bekerja sama dengan Kementerian Agama untuk membangun embarkasi haji.
“Apakah nanti menggunakan dana jamaah haji yang uangnya dikelola Kementerian Agama, atau sumber lain. Kementerian Agama sendiri sudah menunjukkan ketertarikan bahwa lebih baik di bawah Kementerian Agama,” katanya.
Rencana pembangunan embarkasi haji di Desa Triharjo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, sudah mendapat izin dari Gubernur Sri Sultan HB X, lanjut Hasto Wardoyo.
Semula Pemkab Kulonprogo mengusulkan dua lokasi embarkasi haji, yaitu di Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap dan Desa Margosari, Kecamatan Pengasih.
Ngarso Dalam (Sri Sultan HB X) mengarahkan kalau tanah yang digunakan merupakan tanah Kasultanan atau tanah Pakualaman, jangan sampai dijadikan tanah negara atau tanah pemerintah karena menyebabkan status tanah Kasultanan dan Pakualaman hilang.
“Ngarso Dalem sangat mendukung rencana kami untuk mengupayakan pembangunan embarkasi haji di Kulonprogo dengan catatan jangan menghapuskan kepemilikan tanah Kasultanan dan Pakualaman,” kata Hasto.
Ia mengatakan dukungan dari Ngarso Dalem sudah jelas, sehingga Pemkab Kulonprogo akan bekerja cepat untuk pembangunannya.
Semoga bisa ditiru dan dilaksanakan pimpinan daerah lain.
Jika Kabupaten Kulonprogo bisa mengapa Kabupaten, Kota lain nggak bisa?
Ayoo maju bangsaku, rakyatku semuanya!
Sumber @ahmad taufik