Kolaborasi Internasional: Eksplorasi Media dan Strategi Komunikasi untuk Pengungsi dan Komunitas Adat

  • Bagikan
Kolaborasi Internasional: Eksplorasi Media dan Strategi Komunikasi untuk Pengungsi dan Komunitas Adat

Makassar,PO – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (FISIP Unhas) bersama dengan Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan (FSSK) Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) sukses menggelar kuliah bersama bertajuk “Communication Right and Media Strategies in Refugee and Indigenous Governance”. Acara ini berlangsung secara hybrid, bertempat di Ruang FISIP 107 Universitas Hasanuddin dan melalui platform Zoom, dimulai dari pukul 12.30 hingga 15.50 WITA, Selasa 9 Desember 2024.

Kuliah ini menghadirkan tiga pembicara yang merupakan ahli di bidang komunikasi dan kebijakan:
• Dr. Ammar Redza bin Ahmad Rizal, dari Pusat Kajian Media dan Komunikasi, Fakultas Sains Sosial dan Kemanusiaan, Universiti Kebangsaan Malaysia, yang membahas tentang “Refugee Representation in Malaysia Media”.
• Syamsuddin Aziz, M.Phil., Ph.D, dosen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, yang mengupas peran Indigenous Media dalam mendukung komunitas adat.
• Andi Ahmad Yani, M.Si, MPA, M.Sc, dosen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, yang membahas pentingnya “Communication Right in Governance”.

BACA JUGA  Rekomendasi Pakar Epidemologi, Duta Covid-19 Sulsel di Perpanjang

Acara ini dihadiri oleh 125 peserta, terdiri atas 65 mahasiswa dari Universiti Kebangsaan Malaysia serta 60 peserta dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.

Dekan FISIP Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. phil. Sukri, M.Si, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini, seraya menegaskan bahwa kuliah bersama ini sejalan dengan pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi, khususnya IKU 7.

“Kegiatan ini mendukung pencapaian IKU 7, yaitu kolaborasi akademik internasional, sekaligus memperluas jejaring global dan memperkaya wawasan mahasiswa serta dosen. Saya berharap program seperti ini dapat terus dikembangkan, termasuk mengintegrasikan aspek-aspek IKU lainnya seperti IKU 6 terkait penguatan kompetensi mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja,” ungkap Prof. Sukri.

Lebih lanjut, Prof. Sukri juga menjelaskan bahwa kegiatan ini memberikan kontribusi penting pada pencapaian IKU 8, yaitu peningkatan jumlah program studi berstandar internasional.

BACA JUGA  Pj. Bupati Bantaeng Dampingi Pj. Gubernur Sulsel Tinjau Logistik KPU

“Kuliah bersama ini menjadi bagian dari upaya kami untuk menginternasionalkan program studi di FISIP Unhas. Dengan menghadirkan pakar internasional, menggunakan bahasa Inggris sebagai medium pengajaran, serta memperluas kerja sama akademik dengan universitas ternama seperti Universiti Kebangsaan Malaysia, kami berharap program studi kami semakin diakui secara global dan memenuhi standar internasional,” tambahnya.

Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Unhas, Dr. Sudirman Karnay, M.Si, juga menambahkan bahwa program ini memberikan manfaat besar dalam konteks akademik dan global.

“Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan dosen kami karena tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga memberikan pengetahuan dalam konteks global dan multidimensi. Topik yang diangkat sangat relevan dengan isu-isu kontemporer, terutama dalam mendukung hak-hak pengungsi dan komunitas adat,” jelasnya.

Kuliah bersama ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran strategis media dalam memperjuangkan hak-hak pengungsi dan komunitas adat, serta mendorong terciptanya kebijakan yang lebih inklusif dan adil. Diskusi yang berlangsung memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana media dapat merepresentasikan isu-isu pengungsi di Malaysia, serta pentingnya komunikasi yang efektif dalam tata kelola pemerintahan dan penguatan komunitas adat.

BACA JUGA  Matinya Agung, 5 Polisi Tersangka di Polda Sulsel Tapi Pasal Berat Dihilangkan

“Melalui kegiatan ini pengetahuan dan sudut pandang saya terbuka lebih luas lagi, terutama bagaimana media bisa turut berpengaruh pada masyarakat adat, terutama perempuan yang mampu mempresentasikan, menyebarkan, dan memperkenalkan budayanya melalui media sosial. Selain itu, kelas ini dilaksanakan dengan full English, jadi membuat kosakata saya semakin luas,” ungkap Aulia, salah satu peserta, saat diwawancarai seusai kelas.

Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan memberikan dampak positif bagi semua peserta. Universitas Hasanuddin berharap dapat terus memperkuat kolaborasi internasional, menciptakan generasi mahasiswa yang berwawasan global, dan memperkaya dimensi akademik melalui program-program seperti ini.

  • Bagikan