Bantaeng – Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Bantaeng dr. Andi Ichsan dalam konferensi Pernya mengatakan bahwa Hepatitis adalah penyakit peradangan yang terjadi pada hati.
Penyebaran Hepatitis disebabkan oleh infeksi Virus Hepatitis A, B, C, D, atau E. Selain infeksi virus hepatitis dapat disebabkan oleh kebiasaan minum alkohol, penyakit auto imun, serta zat racun atau obat-obat-obatan tertentu.
Menurutnya Peningkatan Kasus Hepatitis Klinis yang dirawat di Rumah Sakit, Klinik dan Puskesmas yang terjadi di Kabupaten Bantaeng adalah Suspek/Terduga Hepatitis A karena kasus Hepatitis A sering timbul secara sporadis dan mengakibatkan ledakan kasus/peningkatan kasus secara signifikan.
“Hingga Hari Rabu Tanggal 30 Januari 2020 jumlah pasien yang terduga Hepatitis A sebanyak 65 pasien. Dari 65 pasien tersebut terdapat 34 pasien yang masih duduk di bangku sekolah mulai dari tingkatan SD hingga SMA/Sederajat (18 Sekolah dari berbagai tingkatan),” Beber Ichsan.
Lanjut kata dia, Semua pasien tersebut telah mendapatkan perawatan yang maksimal di RSUD Prof Dr. H. M. Anwar Makkatutu sebanyak 43 pasien dan 22 pasien dirawat di Klinik dan Puskesmas yang tersebar di Kabupaten Bantaeng.
“Berdasarkan hasil data RSUD Bantaeng, saat ini hanya terdapat 12 orang yang dirawat, sisanya telah membaik dan dinyatakan bisa rawat jalan di rumah,” Tandasnya.
Selain kata Ihsan bahwa, Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan dalam upaya antisipasi peningkatan kasus tersebut adalah segera melakukan kegiatan penyelidikan epidemiologi dalam upaya penemuan sumber penularan dan memutus mata rantai penularan virus Hepatitis A.
Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan adalah sebagai Berikut:
1. Penyelidikan Epidemiologi mendalam terhadap pasien terduga Hepatitis A (65 pasien)
2. Pemeriksaan Sampel Makanan pada seluruh Kantin Sekolah terutama Sekolah yang terjangkit kasus Terduga Hepatitis A dan Warung-warung makanan di Sekitar Pantai Seruni, dan Wilayah lain di Kabupaten Bantaeng (119 Sampel Makanan)
3. Pemeriksaan Sampel Air pada Seluruh Depot Air Minum se-Kabupaten Bantaeng (32 Depot Air Minum) ditemukan 8 Depot Air minum yang tidak memenuhi syarat kesehatan untuk di konsumsi, tindakan yang dilakukan adalah direkomendasikan ditutup sementara hingga mereka melakukan perbaikan sarana dan prasarana nya masing-masing.
4. Pemeriksaan Sampel Air di Sarana Rumah Tangga sebanyak 60 titik hasilnya 7 sampel yang kemungkinan tercemar bakteri Eschericia coli.
Sehingga kami melakukan tindakan kalori dasi pada semua sumber tersebut.
5. Hasil Random Sampling 5 titik sumber air PDAM ditemukan bahwa seluruh sumber air masih memenuhi syarat kesehatan untuk dikonsumsi.
6. Kepala Dinas Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran kepada Seluruh Kepala Puskesmas dan Camat, Kepala Desa/Lurah dalam upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Hepatitis di Masyarakat.
7. Bupati Bantaeng telah mengeluarkan Surat Himbauan untuk meningkatkan Kewaspadaan Dini terhadap Penyakit Berbasis Lingkungan
8. Penyuluhan/Sosialisasi Terkait Penyakit Hepatitis dan Upaya Pencegahan dan Pengendaliaannya di Tempat-tempat Umum seperti Masjid (118), Pasar dan Terminal (6) dan Sekolah (115) serta Tempat Kelompok Pekerja (4)
9. Pembagian Alat Pelindung Diri kepada Penjaja makanan berupa Masker dan Sarung Tangan untuk menjaga sterilitas makanan yang disajikan.
10. Mengedukasi masyarakat dalam meningkatkan personal higiene/kebersihan pribadi terutama Cara melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun menggunakan 6 langkah.
11. Penyuluhan Keliling di Semua Desa dan Kelurahan se-Kabupaten Bantaeng.
12. Pemicuan Stop Buang Air Besar di Sembarang Tempat di seluruh wilayah Kabupaten Bantaeng.
Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi yang dilakukan secara mendalam oleh Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng ditemukan bahwa sumber penularan penyakit terduga Hepatitis A berasal dari makanan/minuman yang terindikasi tercemar Virus Hepatitis A yang bahan bakunya tercemar sepanjang Bulan Desember Tahun 2019. Sumber penularannya diduga kuat adalah para Pengusaha Makanan Mobile/Berpindah.
“Jadi penyebaran virus ini sifatnya Common Source artinya kasus-kasus terjadi karena paparan terhadap sumber yang sama dan umum atau peningkatan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadinya dalam waktu relatif singkat,” Pungkasnya.