Barru – Jalan poros lintas daerah yang menghubungkan Barru dengan Makassar, Pare dan Pinrang rawan terjadi kecelakaan lalu lintas. Penyebabnya bukan karena kondisi cuaca di musim hujan yang mengakibatkan jalanan menjadi licin. Melainkan banyaknya hewan ternak berkeliaran di jalan raya lintas kabupaten tersebut.
Sapi dan kerbau kadangkala masuk ke tengah jalan berhamburan dan cukup liar. Sehingga menjadikan supir sulit untuk mengendalikan laju kendaraan.
Tak sedikit pengendara yang mengalami kecelakaan akibat liarnya hewan ternak tersebut saat malam hari. Sepanjang akhir tahun 2019 dan awal 2020 tercatat sudah hampir puluhan pengemudi yang menjadi korban itu. Bahkan ada pula yang meninggal akibat mobil terbalik.
Udhin, satu di antara pengendara yang mengalami hal serupa menuturkan bahwa saat itu dirinya sempat menjadi korban kecelakaan lalulintas akibat sapi-sapi liar itu berkeliaran di Desa Bojo, Kabupaten Barru.
Bahkan Udhin menuding pihak terkait di Pemerintah Kabupaten Barru seolah tutup mata dengan persoalan yang kerap terjadi ini.
“Saya sangat menyayangkan tidak adanya ketegasan pihak pemerintah Kabupaten Barru untuk menindak tegas para pengembala sapi, yang terkesan sangat meresahkan pengguna jalan,” ungkap Udhin.
Ia mengatakan bahwa peristiwa sapi berkeliaran di jalan harus menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi Pemerintah Kabupaten Barru, demi mengatasi keresahaan pengguna jalan.
“Kami sebagai Sopir Trans Sulselbar mewakili semua sopir Angkutan Daerah (AKD) meminta dan memohon kepada Pemerintah Provinsi Sulsel, maupun Pemerintah Kabupaten Barru agar menindak tegas pengembala sapi liar agar lebih peduli terhadap hewan ternak milik masing-masing, supaya tidak terjadi lagi kecelakaan di jalan,” kuncinya.
Sampai saat ini, pihak Pemerintah Kabupaten Barru belum ada yang bisa mengkonfirmasi terkait adanya peristiwa tersebut.