Kalimatan,PO – Seruan ucapan Hari Guru Nasional menggema di berbagai lini media sosial. Ungkapan syukur, apresiasi, dan rasa terima kasih seolah menjadi pengingat bahwa para pendidik masih berdiri teguh di garis perjuangan dari masa ke masa mendedikasikan diri untuk mencerdaskan generasi bangsa.
Sejak awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, pendidikan telah menjadi pondasi kokoh yang menguatkan bangsa ini. Makna peringatan Hari Guru adalah penghormatan atas dedikasi, kerja keras, serta pengorbanan para pendidik demi terwujudnya tujuan nasional sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4: “…untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa…”
Dari amanah konstitusi itulah kita memahami mengapa guru selalu berada di garda terdepan. Mereka adalah pencerah jalan bagi generasi pelanjut, meski harus melewati keterbatasan, tantangan sosial, maupun persoalan kesejahteraan yang kerap menjadi dilema di dunia pendidikan: antara nominal yang tak seberapa atau keikhlasan yang tak terukur.
Hari Guru Nasional menjadi momen reflektif bagi kita semua. Momen untuk kembali mengingat pengorbanan guru, sekaligus kesempatan bagi siswa, orang tua, dan masyarakat untuk menyampaikan sikap hormat dan terima kasih yang tulus.
“Guruku, terima kasih.”
Ungkapan sederhana itu sering kali tidak sebanding dengan luasnya pengetahuan, nilai, dan keteladanan yang telah dititipkan oleh para pendidik. Namun, dari ucapan itulah lahir kekuatan moral bagi para guru untuk terus melanjutkan pengabdian.
Sebagai seorang pendidik, saya Takdir, pemuda dari Bantaeng turut merasakan bahwa menjadi guru bukan sekadar profesi. Ini adalah panggilan jiwa. Perjalanan pengabdian dari Sulawesi Selatan hingga Kalimantan Selatan mengajarkan satu hal: bahwa dedikasi tidak pernah dikalahkan oleh jarak.
Meninggalkan keluarga, tanah kelahiran, dan sahabat seperjuangan bukanlah batas yang menghentikan langkah. Justru di situlah makna keikhlasan diuji. Menjadi guru di pulau seberang menegaskan bahwa pengabdian sejati lahir dari hati bukan dari besarnya nominal, tetapi dari kuatnya komitmen untuk mencerahkan generasi pelanjut bangsa.
Selamat Hari Guru Nasional 2025.
Guru Hebat, Indonesia Kuat.








