MAKASSAR,PO – Di tengah hiruk-pikuk kota, ada harapan kecil yang tumbuh perlahan—harapan akan aliran air bersih yang selama ini hanya jadi angan bagi sebagian warga.
Di Gontang Dalam dan Samalona, penantian panjang warga akhirnya berbuah manis. Setelah bertahun-tahun hidup dalam kondisi sulit tanpa akses air bersih yang memadai, kini senyum lega menghiasi wajah mereka.
Air yang dulu harus ditadah dari hujan atau dibeli dalam jeriken, kini mengalir langsung dari kran rumah. Perjuangan itu tak lagi sendiri, karena tangan-tangan teknis dari PDAM Makassar hadir membawa perubahan.

Bagi warga, ini bukan sekadar fasilitas ini adalah bentuk keadilan, kemanusiaan, dan harapan yang akhirnya datang mengetuk pintu rumah mereka.
Rasa syukur dan haru tak bisa disembunyikan dari wajah Fatimah, warga Jalan Gontang Dalam, saat air bersih akhirnya mengalir lancar ke rumahnya. Setelah bertahun-tahun hidup dalam kondisi Tidak Dapat Air (TDA), kini ia dan ratusan warga lainnya bisa menikmati aliran air bersih selama 24 jam penuh.
“Alhamdulillah, bersyukur sekali ka ini, Pak. Terima kasih banyak. Dulu kami harus tampung air hujan atau beli air galon untuk masak,” tutur Fatimah, matanya berkaca-kaca.
Selama ini, warga di wilayah Gontang Dalam dan Samalona harus menjalani hari-hari dengan berbagai upaya demi memenuhi kebutuhan air bersih.
Mulai dari mengandalkan air tadah hujan, membeli air dari luar, hingga harus menumpang di rumah tetangga yang lebih beruntung.
Kini, semua itu perlahan berubah berkat langkah cepat Perumda Air Minum (PDAM) Kota Makassar.
Fatimah mengaku sempat tak percaya saat pertama kali melihat air bersih keluar dari krannya. Baginya, ini bukan sekadar fasilitas, melainkan kebutuhan mendasar yang selama ini terasa jauh dari jangkauan.
“Saya kira cuma sementara, tapi ternyata airnya lancar terus. Semoga begini terus ke depannya,” ucapnya dengan nada penuh harap.
Kisah Fatimah hanyalah satu dari banyak warga yang kini bisa bernapas lega. Air bersih yang semula menjadi barang mewah, kini telah hadir kembali di tengah-tengah mereka—berkat kepedulian dan tindakan nyata PDAM Makassar.
Plt Direktur Utama PDAM Makassar, Hamzah Ahmad, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan perbaikan menyeluruh pada jaringan distribusi yang selama ini menjadi sumber persoalan.
Salah satu temuan penting adalah keberadaan gate valve tertutup yang menjadi biang keladi tersendatnya pasokan air di kawasan tersebut.
“Alhamdulillah, masyarakat sekarang sudah bisa menikmati aliran air bersih 24 jam. Tim kami telah membuka gate valve dan mengoptimalkan tekanan air agar distribusi stabil, terutama di jam sibuk,” ungkap Hamzah.
Tak hanya berhenti pada perbaikan teknis, Hamzah juga telah membentuk tim tanggap cepat guna merespons keluhan pelanggan di titik-titik rawan TDA. Respons cepat inilah yang kini menuai apresiasi dari warga.
“Dengan langkah ini, PDAM Makassar tak hanya memperbaiki jaringan distribusi air, tetapi juga menyambung kembali harapan-harapan kecil di sudut kota. Karena air bukan sekadar kebutuhan, tetapi juga simbol kehidupan yang layak dan bermartabat,” tukansya.
(Fd)