Dibalik Cerita Kapus PKM Campagaloe, Lolosnya Inovasi SASKIA PUBER Ke Tingkat Nasional

  • Bagikan

Bantaeng, Publikasionline.id – Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Campagaloe yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan berada di pegunungan, telah meluncurkan inovasi bernama ‘Saskia Puber’ (Sasaran Kesehatan Ibu dan Anak Peduli Ibu Bersalin).

Kepala Puskesmas Campagaloe, Baucaya, mengungkapkan bahwa inovasi ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk memberikan jangkauan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, terutama ibu bersalin.

“Tantangan yang kami hadapi antara lain rendahnya cakupan pelayanan ibu bersalin di setiap desa, belum adanya layanan akses untuk mengevaluasi pasien dari rumah ke puskesmas, dan belum terorganisirnya pembantu lintas sektor,” jelas Baucaya, 30 Juli 2024 kemarin.

Inovasi Saskia Puber ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan pelayanan ibu hamil dan bersalin, mempermudah akses evakuasi pasien, dan memperkuat kolaborasi lintas sektor.

Salah satu strategi yang diterapkan dalam inovasi ini adalah melibatkan peran tokoh agama dan masyarakat dalam mensosialisasikan pentingnya persalinan di fasilitas kesehatan.

Selain itu, puskesmas juga menyediakan stiker kontak person untuk akses layanan ambulans bagi ibu bersalin. Pemerintah desa turut mendukung inovasi ini dengan menghimbau masyarakat untuk membantu ibu bersalin di sekitar mereka dan segera menghubungi puskesmas.

BACA JUGA  Tim Gugus Tegaskan Warga Tetap Gunakan Masker di Supermarket

Inovasi Saskia Puber diharapkan dapat meningkatkan angka persalinan di fasilitas kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Bantaeng.

“Kami ingin memberikan jangkauan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat sehingga mereka dapat mengakses layanan kami, terutama ibu bersalin,” ujar Baucaya.

Ia menambahkan, “Dari situ lahirlah inovasi yang bernama ‘Saskia Puber’, yaitu satu sasaran kesehatan ibu dan anak yang peduli pada ibu bersalin.”

“Tantangan yang sering kali kami hadapi adalah rendahnya cakupan pelayanan ibu bersalin di setiap desa, belum adanya layanan akses untuk mengevaluasi pasien dari rumah ke puskesmas, dan belum terorganisirnya pembantu lintas sektor,” jelasnya.

Diterangkan Bau Caya, Ada faktor kebiasaan di masyarakat, jika ada pasien yang sakit atau ingin melahirkan, mereka berduyun-duyun datang ke puskesmas. “Dari kebiasaan itu, kami coba merumuskan bagaimana kami bisa mengkoordinir dalam mengakses layanan ambulance,” kata dia.

“Pemerintah desa sangat mengapresiasi inovasi ini dan menekankan kepada seluruh warga untuk membantu manakala ada ibu-ibu yang bersalin agar menelpon puskesmas,” tandas Baucaya. “Kami memberikan layanan berupa stiker kontak person untuk akses layanan ambulance.” Terangnya.

BACA JUGA  Kemensos Sasar 1.265 KPM, Tahap Pertama Penyaluran BST

Dijelaskannya bahwa Eksternal, terorganisirnya peran bantu kepedulian keluarga, masyarakat, dan lintas sektor dalam pelayanan ibu bersalin. Internal, fasilitas kesehatan mampu mempertahankan zero Meningkatnya cakupan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan di kematian ibu dan anak.

Strategi keberlanjutan meliputi institusional dengan peraturan bupati, MOU dengan DISDUKCAPIL dan desa lokus, serta SK TIM Implementasi Inovasi dan SOP Pelayanan. Manajerial mencakup penambahan SDM bidan dusun, penguatan kapasitas SDM, fasilitas sarana dan prasarana persalinan, serta monitoring dan evaluasi hasil inovasi. Sosial, komitmen dukungan lintas sektor, telaah peran bantu keluarga, masyarakat, dan lintas sektor, serta terorganisirnya budaya lokal Si Kappacei.

Olehnya itu pasca persentase terkait inovasi pemkab Bantaeng, Berdasarkan Hasil Pengumuman Penilaian Presentasi dan Wawancara Pemantaun Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi Pelayanan Publik (PKRI) Tahun 2024 dengan Nomor : B/536/PP.00.05/2024 Tanggal 29 Juli 2024.
Sebagaimana dengan hasil penilaian yang telah dilakukan oleh Tim Penilai Independen (TPI) dengan beberapa tahapan, diantaranya Tahapan Administrasi, Presentasi dan Wawancara serta Verifikasi dan Observasi Lapangan.

Akumulasi dari tahapan tersebut maka Tim Penilai dari KemenPAN-RB menobatkan Inovasi Raja Smile (RSUD Anwar Makkatutu) menjadi 5 Terbaik Tingkat Nasional untuk Kategori Keberlanjutan.

BACA JUGA  Bukti Agenda Sayang, Antusias Warga Sorowako Sambut Kedatangan Putri Dakka

Adapun untuk Kelompok Replikasi Inovasi Jedar Saskia (PKM Pabentengang) dan Inovasi Saskia Puber (PKM Campagaloe) berhasil menjadi 5 Terbaik Nasional untuk Kategori Replikasi. Yang tentunya juga paling membahagiakan Bantaeng berhasil menjadi Terbaik Tingkat Nasional untuk Kategori Pembinaan Inovasi yang dikelola oleh Bappeda dan Bagian Organisasi Setda. Bantaeng.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng dr.H.Andi Ihsan M.Kes menucapkan hormat dan terima kasih atas arahan, bimbingan serta dukungan dari Pj Bupati Bantaeng.

“Yang paling utama syukur kepada Allah SWT atas capaian ini.Ucapan hormat dan terima kasih atas arahan,bimbingan dan dukungan dari Bapak Pj Bupati Bantaeng,” kata Ihsan pada Selasa 30 Juli kemarin.

Tak hanya itu Ihsan juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder atas kerjasamanya. Dan selamat kepada inovator dan timnya atas capaian ini.

“Semoga inovasi ini bisa sustanable dan bermanfaat untuk masyarakat Bantaeng, sehingga derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dapat terwujud,” imbuhnya.

Laporan : Habib

  • Bagikan