BONE – Berbagai cara dilakukan pelaku tindak penipuan untuk memperdaya calon korbannya dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. Khusus di Kabupaten Bone, tim timpublikasi.com, memperoleh informasi dari sejumlah calon korban yang mengaku sempat menerima pesan baik mengatasnamakan sebagai pejabat maupun upaya penipuan berkedok video telanjang. Salah seorang pejabat di Bone, berinisial RM 45 tahun mengatakan dirinya sempat jadi korban penipuan video tanpa busana.
Ia menceritakan peristiwa tersebut Bermula saat dirinya menerima panggilan video call Via WhatsApp. Awalnya dia menyangka, bahwa panggilan tersebut merupakan anaknya yang baru saja telah melahirkan di Kota Makassar.
Namun dirinya dikagetkan saat membuka video tersebut yang muncul adalah wanita muda tanpa menggunakan pakaian sehelai benangpun. Dirinya buru-buru mematikan video call tersebut. Namun berselang beberapa saat kemudian ada pria yang mengaku sebagai oknum anggota Kepolisian dan mengancam akan menangkap pelaku jika tidak menyerahkan sejumlah uang.
“Saya sempat merasa cemas, karena saat mengangkat video cal tersebut saya memang masih dalam keadaan berpakaian dinas,” ungkapnya.
Ia kemudian menelpon anaknya lalu menyampaikan permasalahan dialami dan anaknya menyampaikan agar tidak perlu direspon karena itu kerjaan pelaku penipuan. “Anak saya meyakinkan bahwa pelaku itu merupakan sindikat penipuan. Yang sengaja mengincar pejabat dan pengusaha untuk mendapatkan uang dari hasil pemerasan dengan ancaman menggunakan polisi gadungan,” tukasnya.
Setelah mendapat penjelasan dari anak, dirinya kemudian menantang pelaku yang mengaku sebagai anggota polisi untuk bertemu langsung Jika ingin mendapatkan uang. “Pelaku awalnya mengaku anggota Polda Sulawesi Selatan, namun setelah saya sampaikan bahwa saya punya keluarga bertugas di Polda, dan dia yang akan menyerahkan uang secara langsung. Saat itu pelaku langsung berhenti meminta uang,” lanjutnya.
Pelaku kata dia, sempat mengancam akan memviralkan foto dari hasil tangkap layar saat dirinya menerima sambungan video call dari seorang wanita. “Sempat mengancam, bahkan foto saya diedit lalu disandingkan dengan wanita yang video call tanpa busana tersebut. Namun belakangan setelah saya mengancam balik, foto tersebut batal dia disebarkan,” tutupnya.
Korban lain yakni seorang pengusaha berinisial, RM (45) warga Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
RM mengaku awalnya tiba-tiba ada panggilan video call alias Vc masuk ke ponsel miliknya. Setelah tersambung, rupanya seorang wanita cantik tanpa busana. Berselang beberapa menit, korban kemudian menutup sambungan VC tersebut.
Tak lama setelahnya, muncul seorang pria menghubungi melalui sambungan telepon selular sambil mengaku sebagai anggota polisi. Untuk meyakinkan korban, pelaku mengenakan seragam polisi. Kemudian meminta sejumlah uang dengan alasan, RM telah terlibat dalam kasus konten asusila.
Korban mengaku hampir sepekan mendapat teror dari pelaku. Setiap menghubungi korban, oknum polisi yang diduga gadungan tersebut selalu mengenakan pakaian seragam propos. “Saya hampir mengirimkan uang. Karena pelaku ini sempat menyampaikan bahwa dia tugas di Kabupaten Sinjai. Namun belakangan, ada keluarga punya ponakan tugas di Polres Sinjai dan dia mengaku tak ada anggota polisi atas nama Bobby di sana,” ungkapnya.
RM melanjutkan, setelah memastikan bahwa pelaku bukan anggota polisi. Ia baru menyadari bahwa pelaku telah bekerja sama dengan seorang wanita yang secara tiba-tiba melakukan panggilan video call di ponselnya. “Memang pernah ada yang video call, dan itu pas saya bukan perempuannya telanjang. Itu berlangsung beberapa menit. Rupanya waktu itu dia tangkap layar wajah saya,” tambahnya.
Kasus sama dialami, SH. Dirinya mengaku menerima panggilan telepon dari seorang wanita, yang kemudian ujung-ujungnya vc tanpa busana. “Perempuan ini sepertinya komplotan penipu. Setelah itu dia mengancam akan menyebarkan video saya. Namun saya sampaikan silahkan sebarkan karena bukan saya yang telanjang,” tutur SH. SH mengaku pelaku meminta atur damai dengan syarat dirinya menyerahkan uang Rp500 ribu.
Namun dirinya menolak dengan alasan tak pernah melakukan tindakan tak senonoh seperti tuduhan pelaku. “Saya bilang ke pelaku satu rupiah pun tidak akan saya bayar karena perbuatan dituduhkan hanya akal-akalan kalian,” imbuh dia. SH mengibau agar tak sembarang mengangkat jika ada panggilan VC nomor baru. Karena pelaku biasanya langsung buka pakaian kemudian menuding telah melakukan konten asusila.
“Saran saya jangan diangkat, kalau perlu langsung blokir saja. Karena awalnya perempuan mengancam akan menyebarkan kalau tidak diberi uang. Setelah itu akan menelpon pria berseragam polisi, dan itu penipu semua bukan polisi betulan,” tutupnya.
Kepolisian resor Bone, melalui Paur Humas, Iptu Rayendra Muhtar SH menghimbau kepada masyarakat agar terus berhati-hati dalam menggunakan alat komunikasi. Menurutnya saat ini sangat rawan terjadi penipuan yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab memanfaatkan kecanggihan teknologi. “Kami menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan iming-iming hadiah, maupun hal lain yang ditawarkan oleh orang asing. Karena di sini terkadang menjadi awal mula terjadinya kasus penipuan secara online,” terangnya belum lama ini.