iklan Promo
News  

Bahas Refleksi 2025, Alimin DS Tekankan Harapan Baru Menuju 2026

MAKASSAR, PO – Menutup perjalanan tahun 2025, Ketua DPD Jurnalis Online Indonesia (JOIN) Bantaeng sekaligus Direktur Publikasionline, Alimin DS mengajak insan pers dan masyarakat merefleksikan kiprah media dalam menghadapi dinamika informasi sepanjang tahun ini. Menurutnya, ruang digital yang kian cepat telah membuka peluang sekaligus tantangan bagi pelaku pers dalam menjaga akurasi dan etika pemberitaan.

Alimin menilai, tahun 2025 menjadi fase penting dalam perkembangan media digital di daerah. Arus informasi bergerak cepat, isu publik meluas, dan pola konsumsi berita semakin berubah.

“Media hari ini bukan sekadar penyampai informasi, tetapi agen literasi yang harus mampu menuntun masyarakat memahami isu dengan jernih,” ucapnya.

Refleksi tersebut ia tekankan sebagai pengingat bahwa media tidak hanya mengedepankan kecepatan, tetapi juga tanggung jawab dalam menyampaikan fakta. Alimin menyebutkan pentingnya menjaga standar verifikasi agar konten yang diproduksi benar-benar menjadi rujukan informasi yang sehat.

“Setiap berita adalah ruang pembelajaran publik,” tuturnya.

Memasuki tahun 2026, Alimin berharap media mampu menjadi jembatan pengetahuan yang membangun kesadaran kritis, merawat persaudaraan sosial, serta memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap jurnalisme. Ia menekankan bahwa edukasi publik melalui konten bermutu harus menjadi prioritas ke depan.

“Tahun 2026 harus menjadi tahun penguatan literasi. Media berdiri untuk mencerdaskan, bukan sekadar mengabarkan,” kata Alimin.

Dalam pandangannya, perkembangan ekosistem informasi tidak dapat dilepaskan dari kolaborasi. Alimin mendorong jurnalis, pemerintah, komunitas, hingga akademisi terlibat dalam ruang dialog yang inklusif.

“Informasi yang baik lahir dari kerja sama, bukan berjalan sendiri. Ketika kolaborasi terbangun, berita menjadi produktif untuk masyarakat,” lanjutnya.

Dirinya pun menegaskan bahwa Publikasionline dan JOIN Bantaeng akan terus mengambil peran aktif dalam edukasi jurnalisme digital. Pelatihan dasar jurnalistik, peningkatan kemampuan literasi digital, serta ruang diskusi publik menjadi agenda yang akan diperkuat pada tahun mendatang.

“Kami ingin wartawan di daerah mampu berdiri sejajar di era pers modern,” ujarnya.

Alimin menutup refleksinya dengan keyakinan bahwa masa depan media akan semakin relevan jika tetap berpihak pada kebenaran, objektivitas, dan kepentingan masyarakat luas.

Tahun 2026 disebutnya sebagai momentum untuk berkembang lebih matang melalui karya jurnalistik yang humanis dan mencerahkan.