JAKARTA, PO— Tepuk tangan mengalir di Aula Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Senin pagi 15 Desember 2025. Di hadapan para menteri, gubernur, dan kepala daerah se-Indonesia, nama Kabupaten Bantaeng kembali disebut sebagai daerah yang menghadirkan perubahan nyata. Hari itu, Menteri PANRB Rini Widyantini menyerahkan langsung Penghargaan Outstanding Public Service Innovations (OPSI) 2025 kepada Bupati Bantaeng, M. Fathul Fauzy “Uji” Nurdin.
Penghargaan ini bukan sekadar seremoni. Ia lahir dari kepedulian yang tumbuh di desa dari para ibu, bayi, dan kader kesehatan yang percaya bahwa masa depan bisa dimulai dari pelukan dan ASI. Inovasi Peduli KaSi (Kampung Peduli ASI) dari Puskesmas Loka, di bawah koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng, menjadi bukti bahwa perubahan besar sering bermula dari langkah kecil yang konsisten.

Dalam sambutannya, Menteri PANRB Rini Widyantini menegaskan bahwa inovasi adalah cara birokrasi merespons kompleksitas kebutuhan masyarakat. Ia menyampaikan harapannya agar birokrasi tidak lagi dikenal karena kerumitannya, melainkan karena kemudahannya dalam melayani.
“Dengan berinovasi, kita merespons kompleksitas kebutuhan masyarakat. Saya ingin birokrasi dikenal bukan karena kompleksitasnya, tetapi karena kemudahannya. Karena itu, saya terus mendorong instansi pemerintah untuk berinovasi agar bisa memberikan layanan kepada masyarakat,” ujar Rini.
Ia memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pemerintah dan instansi yang menerima penghargaan inovasi pelayanan publik tahun ini. Menurutnya, inovasi bukan sekadar melahirkan ide baru, melainkan menghadirkan solusi nyata yang berdampak langsung bagi masyarakat.
“Penghargaan ini bukan hanya tentang ide, tetapi tentang solusi. Solusi yang benar-benar memberi dampak langsung kepada masyarakat,” tegasnya.
Rini juga mengungkapkan bahwa dari lebih dari 3.000 proposal inovasi yang masuk ke Kementerian PANRB, hanya inovasi terbaik yang terpilih. Ia menekankan bahwa proses seleksi dilakukan secara objektif dan transparan.
“Kami ingin memilih yang terbaik. Karena itu, tidak satu pun pejabat Kementerian PANRB menjadi juri. Seluruh penilaian dilakukan oleh para pakar dan melalui pendapat publik,” jelasnya.
Usai menerima penghargaan tersebut, Bupati Bantaeng M. Fathul Fauzy “Uji” Nurdin menyampaikan bahwa capaian ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang pemerintah daerah dalam membangun kualitas sumber daya manusia sejak dini.
“Melalui program Kampung ASI, kita berkomitmen meningkatkan pemberian ASI eksklusif, mencegah stunting, serta meningkatkan kesehatan ibu dan bayi melalui edukasi demi mewujudkan generasi emas,” ujar Uji Nurdin.

Momen bersejarah itu turut dihadiri jajaran yang selama ini menjadi tulang punggung inovasi pelayanan kesehatan daerah. Mendampingi Bupati Bantaeng, hadir Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng dr. H. Andi Ihsan, Direktur RSUD Anwar Makkatutu, Sekretaris Dinas Kesehatan sekaligus Pembina Inovasi H. Iwan Setiawan, Kepala Bidang PSDK Dinkes, Kepala Bidang P2, serta Kepala Puskesmas Loka Gerhana, SKM. Turut pula Tenaga Ahli Inovasi Daerah Rahman Ramlan, bersama para inovator Peduli KaSi, Fitriana, SKM dan Syamsuddin, S.Kep, yang selama ini bekerja langsung di lapangan menghadirkan perubahan nyata.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng, dr. H. Andi Ihsan, menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat.
“Penghargaan ini milik semua. Terima kasih kepada para inovator, para pendamping inovator, serta seluruh tenaga kesehatan yang telah bekerja dengan dedikasi tinggi. Terima kasih secara khusus kepada Bapak Bupati Bantaeng, M. Fathul Fauzy ‘Uji’ Nurdin, atas dukungan dan komitmennya yang konsisten. Juga kepada seluruh tim yang selama ini terus mensuport kami,” ujarnya.
Dalam ajang OPSI KIPP 2025 ini, Bantaeng menjadi satu-satunya kabupaten/kota dari Sulawesi Selatan yang menerima penghargaan, sejajar dengan kementerian, lembaga nasional, serta pemerintah daerah besar lainnya di Indonesia.
Hari itu, Jakarta menyaksikan satu pesan penting: bahwa inovasi terbaik tidak selalu lahir dari ruang rapat, melainkan dari desa-desa yang peduli. Dan Bantaeng kembali membuktikan bahwa pelayanan publik yang manusiawi adalah fondasi perubahan yang sesungguhnya.
Kontri : Abhy
Editor : Redaksi








