Bantaeng, Publikasionline.id — 5 Desember 2025. Di tengah riuh tepuk tangan ribuan penonton yang memenuhi kawasan Pantai Seruni, langkah-langkah tari ratusan penari muda bergerak serempak di panggung terbuka. Di antara 400 penari kolosal itu, terdapat satu wajah yang penuh cahaya kebanggaan: Afifah, siswi SMPN 3 Bantaeng yang menjadi bagian dari sejarah Hari Jadi Bantaeng ke-771.
Afifah tampil bersama 19 teman sekelasnya, mewakili sekolah untuk membawakan tarian yang menggambarkan semangat budaya dan kebangkitan tradisi. Kesempatan tampil di panggung sebesar ini menjadi pengalaman pertama baginya.

“Senang sekali ketika wali kelas kami menyampaikan bahwa saya akan mengikuti kegiatan Hari Jadi Bantaeng. Setelah itu, kurang lebih dua minggu kami aktif latihan,” cerita Afifah dengan mata berbinar Jumat 5 Desember 2025.
Baginya, menari bukan sekadar gerakan tubuh, tetapi bentuk rasa cinta pada daerah tempat ia tumbuh. Ia berharap generasi muda bisa terus menjaga budaya melalui seni, bukan sekadar menjadi penonton.
Tarian kolosal yang digelar dalam rangka Festival Butta Toa 2025 ini menjadi magnet wisata budaya. Ribuan pengunjung memadati Pantai Seruni, termasuk wisatawan dari luar daerah yang datang khusus untuk menyaksikan kemegahannya.
Salah satunya Murni, warga Bulukumba, yang rela datang bersama rekan-rekannya setelah melihat informasi festival di media sosial.
“Saya datang bersama teman-teman kerja karena penasaran dengan rangkaian kegiatannya. Saya lihat di medsos dan kelihatannya luar biasa,” ujarnya.
Mengusung tema “Bangkit Semarak, Deru Tradisi Bantaeng”, perayaan Hari Jadi Bantaeng ke-771 kali ini bukan hanya pesta seremonial, tetapi panggung untuk membuktikan bahwa budaya dan generasi muda dapat bertumbuh bersama.
Dan bagi Afifah, hari ini bukan sekadar menari tetapi mimpi yang menjadi nyata.
Kontri : Abhy
Editor : Redaksi








