Bukan Bulog atau Mitra yang Mainkan Harga Gabah di Bulukumba, Diduga Tengkulak dari Luar Kabupaten

Bukan Bulog atau Mitra yang Mainkan Harga Gabah di Bulukumba, Diduga Tengkulak dari Luar Kabupaten

Bulukumba,PO — Ketidakstabilan harga gabah di tengah musim panen di Bulukumba bukan disebabkan oleh Perum Bulog maupun mitranya. Hal ini ditegaskan oleh A. Syamsir, Koordinator Perkumpulan Penggilingan dan Pedagang Padi (Perpadi) Wilayah V Sulawesi Selatan.

“Yang memainkan harga bukan Bulog atau mitra, tapi berdasarkan informasi yang kami terima, ada tengkulak atau pedagang dari luar daerah yang masuk dan berniat membantu petani menjual gabah mereka, terutama saat mitra Bulog tidak bisa lagi menyerap karena kapasitas gudang sudah penuh. Hal ini disebabkan oleh banyaknya gabah basah yang masuk, sementara rata-rata gudang penggilingan kekurangan mesin pengering (dryer),” ungkapnya.

BACA JUGA  Personil Polsek Rilau Ale Ngobar Bersama Warga

Ia juga membantah isu bahwa mitra Bulog menolak gabah petani. Menurutnya, penolakan hanya terjadi terhadap gabah yang berasal dari tengkulak dengan asal-usul yang tidak jelas.

“Gabah petani tidak pernah kami tolak. Yang kami tolak biasanya gabah dari tengkulak yang tidak jelas asalnya. Selain itu, jika terlalu banyak gabah basah menumpuk, kami memang terpaksa menghentikan sementara pengambilan karena alat pengering kami tidak mampu menanganinya. Jika disimpan dalam kondisi basah, gabah bisa rusak,” jelas Syamsir.

Syamsir menegaskan bahwa Bulog maupun mitranya tidak pernah menurunkan harga secara sepihak.

BACA JUGA  Sat Narkoba Polres Bulukumba Amankan Dua IRT

“Bulog sangat tegas dengan aturannya. Jika ada mitra yang kedapatan bermain-main dengan harga, langsung dikenai sanksi, bahkan bisa dicoret dari daftar mitra resmi,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Bulog Bulukumba memiliki wilayah kerja yang cukup luas, mencakup lima kabupaten: Bulukumba, Jeneponto, Bantaeng, Sinjai, dan Selayar. Oleh karena itu, pengambilan gabah dari luar Bulukumba merupakan hal yang diperbolehkan.

Syamsir juga mengimbau petani agar tidak panik menghadapi musim panen yang bertepatan dengan musim hujan.

“Petani sebaiknya tidak panik. Kalau memungkinkan, jemurlah gabah sendiri saat cuaca cerah. Gabah yang masuk kategori kering giling (GKG) bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi,” imbaunya.

BACA JUGA  Minta Warga Tak Konvoi, Bupati Andi Utta Disambut Salawat Badar

Untuk mengantisipasi lonjakan hasil panen, mitra Bulog saat ini juga terus menambah kapasitas penjemuran dengan menyewa fasilitas tambahan.