Makassar,PO — Pengusaha asal Sulawesi Selatan berinisial ASS disebut terlibat produksi dan penyebaran uang palsu di UIN Makassar mendatangi Mapolres Gowa, Kamis 26 Desember 2024 malam.
ASS datang dengan didampingi oleh dua orang pengacara. Ia datang mengenakan kaos putih jaket hitam dan memakai topi hitam.
Sebelumnya, ramai diberitakan nama ASS terseret untuk kasus pabrik uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar. Rumahnya di Jl Sunu menjadi pabrik uang palsu oleh tersangka Sy. Ia juga mengaku mendapatkan modal untuk membuat uang palsu dari ASS
Sebelumnya pada Konferensi Pers. di Mapolres Gowa Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/12/2024). Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono didampingi Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak menyebutkan peran pengusaha berinisial ASS dalam kasus uang palsu sangat vital. ASS disebut berperan membiayai pembelian bahan baku produksi.
Menurut Yudhiawan, sebelum mesin pencetak uang palsu di Kampus UIN ditemukan, polisi lebih dahulu mendatangi rumah di Jl Sunu 3, Kota Makassar. Rumah tersebut adalah milik ASS.
“Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa,” kata Irjen Pol Yudhiawan beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut dijelaskan Yudhi, mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS, di Jl Sunu 3, Kota Makassar.
Namun, karena jumlah uang yang akan dicetak membutuhkan mesin dengan kapasitas lebih besar, akhirnya dipindahkan ke UIN.
“Awal pertama ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil,” sebutnya.
Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin, kata Yudhi dibeli seharga Rp 600 juta.
Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton itu, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.
“Alat besar itu senilai Rp600 juta di beli di Surabaya namun dipesan dari Cina. Alat itu dimasukkan salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa,” bebernya.
Yudhi juga memaparkan, dalam kasus itu, ada tiga sosok yang mempunyai peran sentral. Salah satunya, ASS.
“Jadi mereka dibelakang 17 orang ini, perannya berbeda, tapi peran sentranya ada dari saudara AI kemudian juga saudara S, ada juga saudara ASS, ada juga yang DPO,” jelas Yudhi.
Awal Terungkap
Kasus uang palsu terungkap setelah polisi mendeteksi adanya transaksi sesama tersangka.
Awalnya, tersangka Mb bertransaksi dengan AI di wilayah Gowa dan Makassar.
Mb sendiri sudah transaksi uang palsu kepada tersangka lain yakni Kamarang, Irfandi, Satariah, Sukmawati dan Andi Khaeruddin.
Uang palsu pecahan Rp100 ribu yang telah diedarkan Mb diperoleh dari AI
Setelah dilakukan penyelidikan, diketahui Andi Ibrahim mendapatkan uang tersebut dari Sy. AI sendiri berkenalan dengan Sy melalui ASS.
Uang tersebut, dicetak sendiri oleh Sy di rumahnya di Jalan Sunu Makassar. Dari jalan Sunu diketahui jika pembelian bahan baku uang palsu pecahan Rp100 ribu dibiayai ASS, melalui perantara JP.
“Bahan baku dibeli lewat importir bernama R, khusus kertas konstruk dan tinta. Bahan baku lain dibeli melaui aplikasi online,” lanjutnya.
Saat pengembangan, polisi mendapat informasi jika barang bukti disimpan pelaku di gedung Perpustakaan UIN Alauddin, Kelurahan Samata, Kecamatan Somba Opu.
Kasatreskrim Polres Gowa, AKP Bahtiar pun memimpin penggeledahan pada 15 Desember 2024 di perpustakaan.
Penggeledahan disaksikan Wakil Rektor I Bidang Akademik Pengembanga Lembaga UIN Alauddin Prof Kamaluddin Abunawas dan WR II Bidang Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, H Andi Aderus.
Polisi kemudian melanjutkan penggeledahan di rumah AI di BTN Minasa Upa Makassar.
Kemudian polisi bergerak ke rumah pembuat pita uang palsu AA, di Jalan Batua Raya Makassar.