KONAWE SELATAN – Mahasiswa KKN Tematik Universitas Mandala Waluya (UMW) di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Moramo Utara, Konawe Selatan, membuat buku resep menu MPASI.
Buku itu merupakan program yang dijalankan mahasiswa UMW ini dalam rangka membantu pemerintah dan masyarakat untuk menekan angka kasus stunting.
Menurut Mahasiswa Prodi Kesmas UMW, Rahmiati, berdasarkan hasil survei yang dilakukan timnya, terdapat beberapa anak yang mengalami gangguan pertumbuhan.
“Berdasarkan data survey awal, menunjukan bahwa Desa Sanggula memiliki 9 ibu hamil dan jumlah bayi 2 tahun sebanyak 55. Berdasarkan data yanng diperoleh dari Puskesmas Moramo Utara masi terdapat beberapa anak yang mengalami gangguan pertumbuhan,” jelasnya beberapa waktu lalu.
Kata dia, upaya pembuatan dan pembagian buku resep menu MPASI oleh Mahasiswa UMW ini, merupakan upaya pencegahan dan pemahaman bagi masyarakat, khususnya bagi ibu yang mempunyai anak usia bawah dua tahun (baduta).
“Adapun tujuan pembuatan Buku resep MPASI ini adalah sebagai upaya untuk peningkatan pengetahuan ibu yang memiliki anak sehingga permasalahan stunting dapat dicegah,” jelasnya.
Dia menyebut, pembagian buku resep menu MPASI telah dilakukan pada Sabtu, 1 Juni 2024 lalu. Saat itu, kegiatan tersebut dihadiri dihadiri oleh ibu-ibu kader serta warga Desa Mekar Jaya yang mempunyai anak usia baduta.
“Jumlah peserta pada kegiatan yaitu kurang lebih sebanyak 15 peserta. Pembagian buku tersebut dilakukan pada saat kegiatan penyuluhan edukasi tentang gizi seimbang dan cara pengolahan makanan untk anak Baduta,” ujarnya.
Dalam buku resep menu MPASI ini, terdapat sejumlah menu yang diyakini bisa menambah nafsu makan, sehingga anak memiliki kecukupan gizi. Adapun jumlah resep yang terdapat dalam buku tersebut yaitu 15 menu.
“Buku resep ini harapannya menjadi referensi dalam mengolah pemenuhan makanan anak yang simple, ekonomis namun bernilai gizi seimbang,” katanya.
Dia juga berharap agar kader yang ada di Desa Mekar Jaya lebih Proaktif untuk menghadiri dan ikut berkontribusi pada acara pertemuan, khususnya soal kesehatan masyarakat.
Hal itu bertujuan untuk membiaskan masyarkat Desa agar selalu berkonsultasi terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat.
“Kader kesehatan Desa ini merupakan akses terdekat untuk melakukan konsultasi kesehatan sebelum ke Puskesmas Kecamatan,” pungkasnya.