Jember, Publikasionline.id – Usai hebohnya Jamaah Aolia Gunung Kidul yang lebih awal melaksanakan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriyah pada 5 April kemarin, kini sebagian Warga di Kabupaten Jember, Jawa
Timur melakukan sholat led Hari Raya ldul Fitri lebih awal, Selasa 9 April 2024 pagi.
Nampak dalam video yang tersebar, dilansir salah satu YouTube BeritaSatu.id, ratusan Warga Desa Suger Kidul Kecamatan Jelbuk Jember menggelar salat tersebut di Masjid dan Pondok Pesantren Mahfiludduror yang dipimpin Kyai Haji Ali Wafa.
Jamaah tersebut, memiliki metode sendiri dalam menetapkan 1 Syawal 1445 Hijriyah.
Sangat berbeda, mereka tidak menggunakan penghitungan Rukyatul Hilal yang dilakukan oleh Organisasi Nahdlatul Ulama (N U) atau pemerintah.
Selain itu, para jamaah ini juga tidak memakai metode perhitungan hisab yang biasa dilakukan Muhammadiyah.
Sebagian jamaah juga menjalankan salat led di Pondok Pesantren Salafiah di kawasan Desa Suger Lor Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso.
Terdengar suara takbir penyambutan Idul Fitri menggema di empat masjid yang terletak di Perbatasan Jember dan Bondowoso ini.
Pengurus Pondok Pesantren Mahfiludduror, Yusuf Amir sholeh mengatakan penetapan 1 Syawal 1445 Hijriyah melalui metode hisab dan rukiyah.
Adapun hitungan hisabnya, kata Yusuf, “dengan melihat wukuf arofah haji dan Maulid Nabi Muhammad kemarin, yang jatuh di hari Selasa”, sehingga diyakini 1 Syawal pasti dihari itu juga.
Yusuf mengatakan, pedoman penetapan hari lebaran tersebut adalah “ajaran dari almarhum
Syekh Kholil, yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Mahfiludduror di Jember utara ini,” terang Yusuf
Lebih lanjut Yusuf mengatakan, “sebagian besar jamaah yang ikut ibadah Salat Idul Fitri kami ini, warga sekitaran Desa Suger Kidul Kecamatan Jelbuk Jember,” ungkapnya.
Informasi yang diperoleh media ini, para tokoh agama di ujung Utara Jember tersebut dalam menetapkan 1 Syawal itu, berpedoman pada kitab Nushatul Majaalis wa Muntahobul Nafaais. Bukan mereka menerapkan metode di buku itu sejak 1826.