Bulukumba,Publikasi online.id – Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf menghadiri kegiatan Bulukumba Culture and Art Festival (BCAR) yang digelar Sanggar Seni Budaya (SSB) Al Farabi di Desa Tanah Harapan Kecamatan Rilau Ale, Jumat, 8 Maret 2024 malam.
Di sela penampilan berbagai sanggar seni, Andi Utta sapaan akrab Bupat Bulukumba didaulat naik ke panggung untuk menerima bilah pusaka berupa badik yang diberi nama La Makkareso. Badik tersebut diserahkan langsung oleh Kepala Suku SSB Al Farabi, Ichdar Yeneng.
Ichdar mengutarakan bahwa badik yang bergelar La Makkareso bermakna sang pekerja keras. Badik berjenis Malela ini memiliki ketandaan ure tuo.
“Malela bermakna sang petarung sementara Ure tuo atau urat hidup bermakna akan selalu menghidupi,” ungkap Ichdar Yeneng.
Sementara pangulu atau gagang kata Ichdar sudah bergaya Pasolle yang terbuat dari akar kayu kemuning dan bermakna humbel atau mampu beradaptasi dengan siapa saja.
Adapun sarung badiknya terbuat dari kayu Cenrana Cera dengan aksesoris Tabbu Tabbu Logam.
“Pusaka ini adalah cerminan karakter dan sifat sang pemiliknya yakni bapak Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf,” ungkapnya.
Terkait dengan kegiatan Bulukumba Culture and Art Festival yang berlangsung selama tiga hari, pihaknya mengundang sanggar seni budaya di kecamatan maupun sanggar seni di sekolah sekolah. Selain itu pihaknya juga mengundang sanggar seni dari daerah lain seperti Kabupaten Wajo dan Jeneponto untuk tampil di event tersebut.
Bupati Bulukumba Andi Utta mengapresiasi komunitas sanggar seni budaya Al Farabi yang menurutnya terus eksis menggelar berbagai event untuk sebagai upaya melestarikan seni budaya di Bulukumba.
“Bangsa yang besar adalah yang memiliki budaya dan selalu memperkenalkan seni budayanya melalui berbagai event budaya,” ungkapnya.
Menurutnya seni budaya menjadi salah satu penopang dan pendukung bertumbuhnya sektor pariwisata sebagaimana daerah wisata Bali.
“Bali itu bukan karena pantainya, kalah pantainya sama Bira. Tapi Bali itu budayanya yang luar biasa, sehingga kunjungan wisatawan
bukan karena pantainya,” bebernya.
Olehnya itu, keberadaan sanggar sanggar seni budaya di Bulukumba diharapkan terus dilakukan pembinaan, baik oleh pemerintah daerah maupun secara mandiri oleh para penggiat seni budaya.