MAKASSAR — Budayawan dan Sastrawan asal Sulawesi Selatan Mahrus Andis menyebutkan agar Kongres Kebudayaan Sulawesi Selatan yang akan berlangsung dari tanggal 24-25 Juni 2023 di gedung Mulo Makassar dapat menetapkan Hari Sastra Sulsel.
Menurutnya, kongres pertama yang dihelat Lembaga Pengembangan Kesenian Sulawesi Selatan (LAPAKSS) itu akan diikuti peserta dari seluruh kabupaten-kota se Sulawesi Selatan dan rencananya dibuka oleh Gubernur Andi Sudirman Sulaeman ini dapat membuat suatu keputusan yang dapat menjadi legacy bagi para penggiat sastra di Sulsel.
Mahrus Andis yang juga seorang Kritikus Sastra ini, mengemukakan bahwa Kongres Kebudayaan tersebut merupakan pertama kali dilakukan di era reformasi.
“Tentu musyawarah kesenian yang dilakukan sebelum terbitnya Undang-undang Pemajuan Kebudayaan, hingga saat ini tidak membawa dampak positif bagi dinamika berkesenian, malah terkesan semakin menelantarkan eksistensi seniman dan budayawan di mata birokrasi pemerintahan,” ungkapnya kepada media ini, Minggu 18 Juni 2023.
“Diharapkan di dalam Kongres ini akan muncul pemikiran-pemikiran baru di bidang pembinaan dan pengembangan seni-budaya di daerah ini, sesuai misi di dalam UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan,” tegasnya.
Salah satu pikiran baru yang diharapkan mencuat di forum Kongres Kebudayaan ini lanjut Mahrus Andis yang juga penyair ini, adalah pentingnya pelibatan seniman, sastrawan dan budayawan sebagai wujud peran serta dalam pembangunan daerah melalui karya-karya seni modern yang bermutu.
Untuk langkah awal yang akan ditempuh, kata penyair ini, ialah dirinya telah mengusulkan agar Kongres Kebudayaan nanti melahirkan rekomendasi tentang Penetapan Hari Sastra Sulawesi Selatan.
Menurutnya, usulan tersebut telah mendapat tanggapan positif dari Dr. H. Ajiep Padindang selaku pemerakarsa pelaksanaan Kongres Kebudayaan Sulawesi Selatan tahun ini.
Dikatakan, bahwa dengan adanya rekomendasi itu maka Pemerintah Provinsi dapat mengeluarkan Surat Keputusan tentang Penetapan Hari Sastra Sulawesi Selatan sebagai dasar hukum untuk melakukan peringatan setiap tahunnya.kn
Bercermin kepada Provinsi lain, Mahrus Andis yang mantan birokrat di Pemkab Bulukumba ini menyatakan bahwa Provinsi Nusa Tenggara Timur telah resmi memperingati Hari Sastranya yang jatuh pada tanggal. 16 Juni setiap tahun.
Penetapan Hari Sastra NTT itu berdasar pada tanggal kelahiran Gerson Poyk, seorang tokoh sastrawan nasional asal Flores. Sulsel pun sejatinya melakukan hal yang sama. Kongres Kebudayaan yang akan digelar ini menjadi momen penting dan sangat tepat untuk melahirkan rekomendasi tentang Hari Sastra itu, jelasnya.
Ditanya soal dasar penetapan Hari Sastra Sulsel, menyebut nama seorang sastrawan nasional asal Makassar yaitu A.M. Dg. Miyala.
“Tidak banyak orang yang mengenal nama itu. Dia Seorang penyair Indonesia asal Sulawesi Selatan yang tercatat di dalam sejarah sastra Angkatan Pujangga Baru yang se zaman dengan Sutan Takdir Alisyahbana, Armijn Pane, M. Yamin dan J.E. Tatengkeng (1933-1942),” ulasnya.
“Penyair ini lahir di Makassar, 02 Januari 1909. Nama lengkapnya, Abdul Muin DaEng Myala. Dia pun pernah menulis dengan memakai nama A. M. Tahir. Nama A.M. Dg.Miyala sudah pernah diabadikan sebagai nama salah satu ruangan di Dewan Kesenian Makassar (DKM) di awal tahun 1970-an,” pungkasnya.