Tahun 2019 hanya 60ribu lebih guru yang rencananya diangkat,lihatlatlah komposisi guru kita yang didominasi PNS Berumur dan sebentar lagi pensiun dan kini mayoritas menjabat pengawas dan kepsek yang sudah tidak lagi bersentuhan dengan siswa karena tak punya kewajiban mengajar, belum lagi pemda makin gemar menggeser guru ke struktural yang membuat honorer guru yang terhinakan oleh pemerintah dengan pendapatan Rp.100ribuan per bulan mendominasi ruang-ruang kelas disaat bersamaan kegiatan-kegiatan kemdikbud dilaksanakan di hotel-hotel mewah.
Guru-guru kita mayoritas honorer pada usia yang lebih muda dan jika terjadi mogok massal honorer maka bisa dipastikan pendidikan kita lumpuh total.
Guru-guru terbaik akan diangkat jadi kepsek, kepsek terbaik kabarnya akan diangkat jadi pengawas, guru terbaik diangkat jadi Kasie, Kabid, Bahkan jadi Camat atau Lurah, maka tertinggallah guru-guru “bukan terbaik” mengisi ruang-ruang kelas kita.
Jika terus demikian, lalu apa yg bisa diharapkan bagi anak-anak bangsa kita dimasa depan?
Saat kemampuan matematika alumni kita sangat rendah dan Gernas Tastaka (gerakan nasional pemberantasa buta matematika) harus digerakkan oleh senior-senior IGI, budaya literasi yang jongkok ditambah dengan kemampuan sains yang tidak memadai.
Sementara dalam Ratas Program Pendidikan dan Beasiswa di Kantor Presiden, Guru tampaknya tak mendapat perhatian Presiden.
Salam Hormat
MRR #Ketum IGI